Find Us On Social Media :

Polemik Kangkung, Picu Cemoohan Terhadap PM Malaysia

By Ade Sulaeman, Sabtu, 18 Januari 2014 | 20:00 WIB

Polemik Kangkung, Picu Cemoohan Terhadap PM Malaysia

Intisari-Online.com - Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Najib Tun Razak membalas cemoohan warga Malaysia atas pernyataannya mengenai turunnya harga kangkung.

Ia menjadi bulan-bulanan ledekan warganya di media sosial internet dalam beberapa hari terakhir setelah berkomentar soal harga kangkung.

Dalam sebuah pidato, Najib mengeluhkan mengapa rakyat tidak berterima kasih kepada pemerintah karena harga kangkung turun.

Dikutip dari Asiaone.com, Najib mengatakan ucapannya di salah artikan, dimana menurutnya ia menggunakan kangkung untuk menjelaskan prinsip penawaran dan permintaan karena kangkung merupakan sayuran yang populer.

"Saya suka makan kangkung, anda semua ingin makan kangkung. Karena itu, saya memberi contoh yang orang makan. Jika saya menggunakan puyuh sebagai contoh, hanya orang-orang tertentu memakannya," katanya.

"Ini tidak boleh ditertawakan oleh siapa pun karena saya memberi contoh pada prinsip penawaran dan permintaan yang menentukan harga dari beberapa komoditas pangan yang tidak tunduk pada kontrol harga," lanjutnya.

Perdana Menteri Malaysia itu juga mengatakan ia telah memerintahkan Perdagangan Dalam Negeri, Koperasi dan Kementerian Konsumerisme ( KPDNKK ) untuk lebih tegas terhadap pedagang yang sewenang-wenang menaikkan harga barang.

Najib mengatakan hal ini adalah untuk memastikan harga yang etis dan pada saat yang sama membantu masyarakat Malaysia.

"Saya telah memerintahkan kementerian untuk menggunakan hukum yang ada terhadap setiap pedagang yang mengumumkan harga atau biaya yang terlalu tinggi hanya untuk mendapatkan keuntungan lebih," ujarnya.

Dia juga mendesak konsumen untuk lebih proaktif dengan melaporkan kepada yang berwenang jika mereka mendeteksi pedagang yang sengaja menaikkan harga barang.

Selain itu, Najib mengatakan ia dan wakilnya Tan Sri Muhyiddin Yassin sendiri akan turun ke bawah untuk memeriksa harga barang. (tribunnews.com)