Find Us On Social Media :

Tetap Hasilkan Laba, Meski Terpenjara

By Moh Habib Asyhad, Rabu, 22 Januari 2014 | 20:30 WIB

Tetap Hasilkan Laba, Meski Terpenjara

Intisari-Online.com - Meski berada di dalam penjara, tidak menyurutkan niat para narapidana ini untuk terus berkreasi. Bahkan, dari kreativitas yang dicetuskan, mereka masih bisa mengumpulkan laba. Sejumlah narapidana di lembaga pemasyarakatan Bandung membuat berbagai produk dengan menggunakan kain perca batik dalam dua tahun terakhir ini.

Pelatihan selama kurang lebih satu bulan pada awal 2012 lalu oleh tim Kraviti -usaha perca yang digagas Titin Agustina- membuahkan hasil. Sejauh ini tujuh tahanan yang mengikuti pelatihan telah memproduksi sejumlah kerajinan termasuk dompet, tempat telepon seluler, taplak meja hingga kain perca.

Selanjutnya, hasil produksi warga binaan ini dijual melalui online serta berbagai pameran yang diikuti Kraviti dengan hasil premi yang dimasukkan ke buku tabungan mereka. Titin mengatakan usaha perca dengan melilbatkan tahanan di Lapas Kelas II A Bandung ini bermula dari keprihatinannya mendengar banyak tahanan yang masuk penjara lagi kerena tidak memiliki ketrampilan dan penghasilan.

Beberapa di antaranya adalah Ratna Meldia dan Noneng Siti Kuraesin. Mereka terlihat mahir mengerjakan produk dari percaya batik ini. Ratna menyambung perca batik ini dengan mengobras untuk dijadikan kain perca sepanjang dua meter, yang dapat dibuat baju atau rok.

Penghasilan dari penjara

Produk ini memang memerlukan keahlian khusus, sehingga mereka yang berminat beli memang tertarik bukan karena kasian kepada tahanan. Melalui kerajinan ini, Ratna mengatakan bisa menabung Rp 700.000 satu bulan yang sebagian diberikan kepada putranya.

Sementara yang dihasilkan Noneng adalah taplak meja yang dijahit dengan perca ukuran empat kali empat sentimeter.

"Perca-perca ini kami kirimkan dalam bentuk kantung-kantung dan sudah dikelompokkan berdasarkan warna, dan juga rancangannya, sehingga warga binaan tinggal mengikuti pola," kata Yufie Kartaatmadja, desainer produk Kraviti.

Rosnaida, Kepala Lapas Wanita Kelas II A, Bandung, mengatakan latihan ketrampilan yang diikuti para tahanan sangat membantu untuk menghabiskan waktu dan juga bekal saat dibebaskan. "Yang utama adalah keterampilan ini sebagai bekal untuk percaya diri saat kembali ke masyarakat dan juga penghasilan yang mereka simpan di buku tabungan," kata Rosnaida.

Bagi Kraviti, Titin merencanakan untuk mengembangkan kelompok warga binaan baru di lembaga pemasyarakatan lain. Ia mengatakan omset usaha perca ini mencapai Rp130 juta tahun lalu termasuk hasil penjualan melalui online dan sampai ke Australia dan Belanda.

"Kegiatan ini menggambarkan bahwa melalui bahan-bahan buangan atau perca, mereka yang dipandang sebelah mata oleh masyarakat tetap ada harapan untuk menjadi bernilai melalui sebuah karya dan produk," kata Titin.(Kistyarini|kompas.com