Hancur Dibom, Museum Islam di Mesir Dapat Donasi dari UNESCO

Ade Sulaeman

Penulis

Hancur Dibom, Museum Islam di Mesir Dapat Donasi dari UNESCO

Intisari-Online.com - Tim UNESCO bersiap ke Kairo, Mesir, untuk mendata kerusakan Museum Seni Islam akibat pengeboman pada Jumat (24/1/2014).

Selain mendata, UNESCO juga akan memberikan bantuan senilai 100 ribu Dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 1,2 miliar untuk merehabilitasi museum tersebut.

"Banyak artefak rusak karena pengeboman," kata Menteri Purbakala Mesir, Mohammed Ibrahim, Minggu (26/1/2014).

Pengeboman terjadi pada Jumat (24/1/2014), sebagai satu dari empat sasaran penyerangan yang menyebabkan enam polisi tewas.

Ledakan besar menghancurkan markas keamanan setempat bersamaan dengan beterbangannya baja dan langit-langit bangunan itu ke artefak museum.

Lokasi museum tepat di seberang kantor yang menjadi sasaran pengeboman tersebut.

Potongan kaca yang telah berusia berabad-abad di museum tersebut, juga turut hancur dan hanya menyisakan serpihan.

Ceruk kayu tempat berdoa pun hancur, sementara naskah-naskah kuno terendam air dari pipa yang rusak akibat pengeboman.

Ibrahim menuturkan, meski data lengkap kerusakan belum dapat dibuat, tingkat kerusakan dipastikan sangat serius dengan kerugian besar bagi sejarah Mesir dan Islam.

Juru bicara UNESCO Sue Williams, mengonfirmasi tentang adanya misi untuk museum tersebut, dengan dana darurat 100 ribu Dolar AS telah disisihkan.

Dibangun pada 1882, Cairo Museum of Islamic Art adalah museum dengan koleksi artefak terkaya dari semua periode sejarah Islam.

Dalam museum tersebut, tersimpan sekitar 100 ribu artefak dari beragam era Islam, dengan 4 ribu di antaranya dipamerkan dan selebihnya berada dalam penyimpanan.

Berdasarkan keterangan dari situs resmi museum, di sana tersimpan artefak mulai dari era pra-Islam pada abad ketujuh Masehi hingga akhir abad ke-19. Artefak itu mencakup karpet, koin, keramik, perhiasan, manuskrip, serta ukiran marmer dan kayu.

Satu air mancur berbahan mozaik berwarna merupakan salah satu koleksi di pajangan museum yang paling mengesankan. Benda ini dibuat pada era Mamluk, yakni abad ke-13 hingga 16 Masehi.

Museum ini sebenarnya baru saja mengalami renovasi dengan total biaya 14,4 juta dollar AS, termasuk renovasi atas 25 ruang pamer, pengamanan dan pencahayaan, laboratorium restorasi, serta museum untuk anak-anak dan perpustakaan.

Sebagian besar hasil renovasi rusak akibat pengeboman pada Jumat. (kompas.com)