Singapura Prihatin dengan Penamaan KRI Usman-Harun

Moh Habib Asyhad

Penulis

Singapura Prihatin dengan Penamaan KRI Usman-Harun

Intisari-Online.com -Melalui Menteri Luar Negeri, K Shanmugam, Singapura mengaku prihatin terhadap penamaan KRI Usman-Harun pada salah satu unit kapal laut yang dimiliki TNI Angkatan Laut. Tentu saja ini terkait dengan sejarah panjang yang meliputi nama Usman dan Harun.

Oleh pemerintah Singapura, dua orang ini dianggap orang yang paling bertanggung jawab terhadap pengeboman di MacDonlad House di Orchad Road, Singapura, pada 1965. Pemerintah Singapura lantas menjatuhkan hukuman mati kepada Usman dan Harun pada 1968.

Juru bicara Departemen Luar Negeri (MFA) Singapura mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri K Shanmugam secara tersirat mengajukan keprihatinannya kepada Marty Natalegawa. Menurutnya, penamaan KRI Usman-Harun akan menyakiti perasaan keluarga korban tragedi MacDonald House 1965.

Kedua marinir (Usman dan Harun) telah dinyatakan bersalah atas pemboman tersebut yang menewaskan tiga orang dan melukai 33 lainnya,” ujar juru bicara MFA seperti dikutip Straitstimes.com.

Sang jubir juga menambahkan bahwa Singapura telah mengambil keputusan sulit ketika mengakhiri “perang dingin” Indonesia-Singapura pada 1973 ketika Perdana Menteri Lee Kuan Yew menyambangi makam kedua marinis tersebut di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Juga menaburkan bunga di atas pusaranya.

Usman dan Harun adalah anggota Operasi Korps Komando Indonesia (sekarang Korps Marinir) yang diperintahkan untuk menyusup ke Singapura selama Konfrontasi Indonesia-Malaysia (1963-1965). Pada saat itu, Sukarno yang anti noeliberalisme dan neokolonialisme menentang pembentukan negara boneka Malaysia dan menganggap Singapura sebagai salah satu dari bagian pembagian negara boneka Inggris.

Usman dan Harun digantung oleh pemerintah Singapura pada Oktober 1968. Eksekusi ini mendapat reaksi dari sekitar 400 mahasiswa Indonesia yang menyerang kedutaan besar dan membakar bendera Singapura di Jakarta. Kondisi ini membuat hubngan bilateral kedua negara menegang dan mulai mendingin pada 1973.