Hati-hati “Hoax” Letusan Susulan Gunung Kelud

Moh Habib Asyhad

Penulis

Hati-hati ?Hoax? Letusan Susulan Gunung Kelud

Intisari-Online.com -Setelah terakhir meletus pada 1997, Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur, kembali meletus pada Kamis malam (13/2). Meski berada di perbetasan tiga kabupater, Malang, Kediri, dan Blitar, dampak letusannya juga dirasakan daerah-daerah lain, bahkan sampai ke bebera daerah di Jawa Barat.

Di tengah-tengah kehirukan yang melanda sebagian orang, muncul berita bohong (hoax) tentang letusan Kelud yang tersebar melalui pesan broadcast BlackBerry Messenger (BBM), WhatsApp, dan media sosial, seperti Twitter, Path, dan Facebook.

Pesan menyesatkan itu menyebutkan, dua jam lagi akan terjadi letusan susulan di Gunung Kelud dan diperkirakan letusan akan sejauh 20 km dari pusat magma dan diperkirakan terjadi gempa 6 sampai 8 SR.

Berikut isi lengkap dari berita bohong tersebut:

"Info dari BMG 2 jam lagi ada letusan susulan status AWAS II, diperkirakan letusan sejauh 20 km dari pusat magma dan diperkirakan terjadi gempa 6 sampai 8 skalalighter. Dan setelah ini lampu akan dipadamkan total untuk wilayah kediri. Lahar dingin mengalir sampai Kademangan, Blitar. Hati2 untuk daerah alirah lahar,hujan abu dan suara gelegar letusan sampe solo dan klaten,sedangkan daerah kota pare kediri ke utara di selimuti bau belerang yg menyengat.Tolong sebarkan kabar ini ke sanak keluarga anda.Info: http//www.BMKG.co.id".

Pesan di atas dipastikan merupakan berita hoax atau bohong. Konfirmasi ini dilontarkan oleh Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi, Sumber Daya Alam dan Mineral, Hendrarto, Jumat (14/2) dini hari.

"Tidak benar akan ada letusan dua jam lagi. Untuk memastikan itu, butuh peralatan yang baik," ujar Hendrarto.

Dalam siaran pers, Hendarto menepis kabar yang beredar luas di masyarakat melalui jalur broadcast BBM. Hendrarto meminta masyarakat tak gampang terprovokasi kabar bohong. "PVMBG juga belum tahu apa yang akan terjadi setelah ini," kata Hendro. (Reza Wahyudi|kompas.com)