Kepala Sekolah di Australia Ramai-ramai Protes Pelajaran Agama

Moh Habib Asyhad

Penulis

Kepala Sekolah di Australia Ramai-ramai Protes Pelajaran Agama

Intisari-Online.com -Beberapa kepala sekolah di Melbourne dan kota-kota lainnya di negara bagian Victoria, Australia, menyerukan supaya pelajaran agama segera dihentikan. Bagi mereka, keberadaan pelajaran agama di sekolah-sekolah tidak sejalan dengan semangat pendidikan yang digadang-gadang.

Peraturan Departemen Pendidikan Victoria menyebut setiap sekolah wajib menyediakan pelajaran agama sepanjang gurunya tersedia untuk hal tersebut. Meski demikian, beberapa sekolah merasa bahwa kualitas guru yang mengajar hal tersebut tidak memadai.

Joe Kelly, seorang kepala sekolah di SD Cranbourne South di Melbourne selama 15 tahun terakhir dan mengatakan, selama ini dia selalu mematuhi ketentuan bagi adanya pelajaran agama, namun sekarang mulai berubah pikiran. "Saya menerima dengan buta keharusan tersebut, sampai ketika saya melihat lebih dekat materi yang diajarkan oleh para guru sukarelawan tersebut. Saya melihat bahwa materi dan standar pengajaran tidak memenuhi standar pengajaran yang ada," kata Kelly.

Bagi Kelly, "guru-guru" agama tersebut bukanlah guru sebenarnya, kebanyakan hanya mendapatkan latihan selama beberapa bulan dan berasal dari gereja setempat.

Salah satu alasan penolakan pelajaran agama adalah ketidaksamaannya dengan semangat pendidikan yang diusung selama ini. Saat ini, sekolah-sekolah di Australia menekankan belajar bekerja sama, bertanya, menganalisa dan menyelesaikan masalah. "Sementara pelajaran agama semua yang diajarkan bersifat dogmatis, tekstual, secara jelas benar dan salah tanpa ada diskusi," kata Kelly.

Pelajaran agama di sekolah-sekolah di negara bagian Victoria sebenarnya memberi kebebasan kepada orang tua untuk memilih apakah anaknya mau mengikuti pelajaran atau tidak. Akan tetapai, banyak orang tua masih bingung, karena mereka mengira bahwa yang diajarkan sekolah adalah pelajaran mengenai agama, termasuk membandingkan berbagai agama. Bisa jadi, jika pelajaran agama yang dimaksud menyangkut hal-hal tersebut (pelajaran mengenai agama, termasuk membandingkan berbagai agama), para guru tidak akan keberatan dengan keberadaannya.

Menurut Menteri Pendidikan Victoria Martin Dixon, peraturan mengenai perlunya pelajaran agama di sekolah-sekolah disetujui di tahun 2006 dengan dukungan dari semua partai politik. Namun Dixon tampaknya tidak mempermasalahkan kepala sekolah yang membuat keputusan sendiri sepanjang itu dilakukan demi kepentingan orang tua dan masyarakat. (Agidius Patnistik|kompas.com)