Penulis
Intisari-Online.com -Selama berpuluh-puluh tahun, Malcolm McGregor dikenal sebagai figur maskulin di Australia: Angkatan Darat, politik, dan olahraga cricket. Namun, baru-baru ini, saat ia sudah berusia 50-an, McGregor memutuskan mewujudkan impiannya dari kecil, yaitu menjadi perempuan.
"Saya merasa ada konflik dalam diri saya. Seperti sebuah orkestra sumbang. Sesuatu yang melengking, tak benar. Saya merasa sakit luar biasa," aku McGregor, yang saat ini bernama Cate McGregor, tentang mengapa ia menjadi seorang perempuan.
McGregor berasal dari Toowoomba, Queensland, lahir di tengah-tengah keluarga militer. Ayahnya bertugas dalam Perang Dunia II. Menurut saudara kandungnya, Mary Saunders, saat muda McGregor tampak memiliki banyak bakat, termasuk dalam olahraga cricket. Namun sejak kecil, ia merasa bahwa ia sebenarnya ibarat mengenakan topeng.
"Setahun setelah ayah saya meninggal (saat McGregor berusia 8 tahun), saya mencoba beberapa baju ibu saya. Ibu saya mengetahui itu dan ia sangat tak suka. Saya kemudian sadar bahwa itu gagasan yang buruk. Saya resah, tapi melanjutkan hidup saya. Saya berfungsi sebagai anak laki-laki," ujar Malcolm alias Cate McGregor.
Sejak kecil, McGregor ingin jadi seorang tentara. Saat ia memasuki sekolah tentara, McGregor, yang pada waktu itu bersifat pemalu, cukup terkejut, tetapi kemudian menyesuaikan diri. Fokusnya adalah menjadi seorang pejuang.
Di infanteri, ia bertemu pertama kali dengan David Morrison, yang saat ini menjabat panglima Angkatan Darat Australia. McGregor dan Morrison masih bersahabat hingga sekarang. Menurut Morrison, McGregor sewaktu muda amat pintar, tetapi juga nekat.
Pada tahun 1980-an, ia meninggalkan angkatan bersenjata dan masuk ke dunia politik. Ia pernah bekerja untuk Partai Buruh dan Partai Liberal. Tahun 2001, ia kembali masuk militer. McGregor juga menikah dengan seorang perempuan yang sampai sekarang masih ia cintai.
Menderita sebagai laki-lakiSecara keseluruhan, hidupnya bahagia. Namun, kemudian perasaan ingin menjadi perempuan kembali timbul. "Saya punya perasaan bahwa seharusnya saya ini seorang perempuan. Ini berbenturan dengan realita berat, yaitu bahwa saya seorang laki-laki berusia 55 tahun," cerita McGregor,
"Rasa sakit yang saya alami saat musim panas terakhir saya sebagai seorang laki-laki tak bisa diungkapkan dengan kata-kata..," ujar McGregor menambahkan.
Akhirnya McGregor bercerita kepada Morrison, yang, selain temannya, juga atasannya. Waktu itu keduanya sedang menuju Melbourne. McGregor duduk bersebalahan dengan Morrison di pesawat. Tidak ada angin tidak ada hujan, McGregor tiba-tiba bertanya kepad Morriosn ikhwal isu orang-orang transgender.
Morrison mengaku kemudian tak tahu harus berkata apa. Namun, setelah selesai menghadiri sebuah acara, ia menggandeng McGregor. "Saya akan ingat itu sampai saya meninggal. Saya ingat berkata 'saya bersama kamu. Saya tak tahu apa yang terjadi dalam hidup kamu. Saya tak bisa berempati denganmu soal itu, tapi saya bisa pastikan bahwa kamu teman saya, dan saya akan terus bersama kamu," ujar Morrison.
Setelah McGregor menjadi seorang perempuan, Morrison ingin bertemu dengannya. Bagi Morriosn, Cate dan Malcolm adalah pribadi yang sama, tapi saat ini sedang menjalani kehidupan yang berbeda. (Egidius Patnistik|kompas.com)