P3K Kala Digigit Hewan Peliharaan

K. Tatik Wardayati

Penulis

P3K Kala Digigit Hewan Peliharaan

Intisari-Online.com – Hewan peliharaan seperti anjing, kucing, atau kelinci relatif bersahabat dengan pemiliknya. Tapi kadang-kadang mereka juga bisa menggigit. Apa yang harus dilakukan bila kita digigit oleh hewan peliharaan sendiri?

Gigitan dari hewan sering tidak dapat dihindari dan tiba-tiba terjadi begitu saja. Anjing lebih mungkin menggigit daripada kucing. Namun, gigitan kucing lebih cenderung menyebabkan infeksi.

Berbagai penyakit bisa ditularkan melalui gigitan hewan. Jadi jika ada orang-orang di sekitar kita yang digigit oleh hewan, setidaknya kita harus bisa melakukan sesuatu untuk menangani kondisi tersebut.

Menurut Mayo Clinic, pertolongan pertama yang perlu dilakukan jika seseorang digigit binatang, antara lain:

Luka gigitan kecilJika tanda gigitan hewan pada kulit hanya sedikit terluka dan tidak ada kemungkinan bahaya rabies, maka penanganan yang dilakukan seperti halnya penanganan pada luka kecil. Cuci luka dengan sabun dan air. Oleskan krim antibiotik untuk mencegah infeksi. Kemudian tutup luka dengan perban atau plester bersih.

Luka gigitan dalamJika luka gigitan hewan di kulit menyebabkan kulit robek dan perdarahan parah, tekan luka dengan menggunakan kain bersih yang kering untuk menghentikan perdarahan. Setelah tindakan pertama untuk menghentikan perdarahan, segera hubungi dokter atau rumah sakit terdekat.

Gigitan yang menyebabkan luka infeksiJika dilihat ada tanda-tanda infeksi, seperti pembengkakan, nyeri, kemerahan, segera hubungi dokter atau rumah sakit terdekat.

Luka gigitan dengan dugaan rabiesJika Anda menduga gigitan itu disebabkan oleh hewan yang membawa virus rabies, segera hubungi dokter atau rumah sakit terdekat. Hewatn yang dicurigai atau membawa virus rabies adalah hewan liar atau hewan peliharaan dengan status imunisasi yang tidak diketahui. Biasanya dokter menyarankan untuk mendapatkan suntikan tetanus yang diulang setiap 10 tahun.

Gigitan hewan peliharaan atau hewan liar yang tidak diimunisasi membawa risiko rabies. Rabies lebih sering berasal dari binatang rakun, sigung, rubah, dan kelelawar, kemudian kucing dan anjing. Kelinci, tupai, dan binatang pengerat lainnya, jarang membawa rabies.