Find Us On Social Media :

Jokowi Tak Boleh Merasa Menang

By Mohamad Takdir, Senin, 17 Maret 2014 | 11:00 WIB

Jokowi Tak Boleh Merasa Menang

Intisari-Online.com - Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi mengatakan, bakal calon presiden PDI Perjuangan, Joko Widodo alias Jokowi, memang menjadi kandidat terkuat dalam sejumlah survei calon presiden. Namun, ia menekankan, Jokowi dan PDI-P yang berada di atas angin tak boleh merasa menang. Burhan memprediksi, pasca pencapresan Jokowi, pertarungan akan mengerucut pada dua nama. Di antara sederet nama yang sudah mendeklarasikan diri sebagai bakal calon presiden, Prabowo Subianto, yang akan diusung Gerindra, menjadi lawan terberat Jokowi.

(Baca juga: Senjata Humor Jokowi)"Pertarungan akan mengerucut dua calon, Jokowi dan Prabowo. Bukannya menyepelekan Aburizal Bakrie, tapi perkembangan terakhir ada persoalan di internal Golkar yang membuatnya semakin sulit bertarung dengan Jokowi dan Prabowo," kata Burhan, saat dihubungi Kompas.com, Senin (17/3/2014) pagi.Menurut Burhan, kunci kemenangan Jokowi adalah siapa calon wakil presiden yang akan mendampinginya. Burhan memprediksi ada empat kelompok yang akan memperebutkan posisi sebagai calon wakil presiden mendampingi Jokowi. Pertama, dari internal PDI-P; kedua, dari kalangan eksternal; ketiga dari kalangan militer; dan keempat dari kalangan pengusaha."Jokowi tidak bisa memposisikan dirinya kuat dan pasti menang. Prabowo bukan lawan ringan. Kokowi bisa terpeleset kalau pasangannya tidak sesuai ekspektasi publik, termasuk kapan cawapres Jokowi diumumkan, harus diperhitungkan karena bisa memengaruhi persepsi publik," paparnya. Burhan menambahkan, Gerindra saat ini tak bisa lagi dipandang sebagai partai papan tengah. Jika pertarungan mengerucut pada Jokowi dan Prabowo, maka akan terlihat perbedaan kontras antara dua sosok ini. Hal ini, menurutnya, akan lebih memudahkan pemilih menentukan pilihannya.  Sementara itu, pasca pencapresan Jokowi, Burhan juga menduga akan semakin gencar serangan politik yang dilayangkan terhadap Gubernur DKI Jakarta itu. Salah satu isu yang diangkat adalah komitmen memenuhi janji dan etika politik. Jokowi baru sekitar 1,5 tahun menjabat sebagai Gubernur DKI. Ia memutuskan maju sebagai calon presiden yang akan diusung PDI-P. (Kompas)