Penulis
Intisari-Online.com - Apa yang dialami Tedy Kartono (65 tahun) bisa menjelaskan bahwa nyeri gusi tak berarti harus mencabut gigi. Awalnya, pria yang akrab disapa Acay ini merasa nyut-nyutan di seputaran gigi sebelah kiri. Ia pergi ke dokter dan minum pelbagai macam obat. Tak ada perubahan.Acay akhirnya ke dokter gigi. Menurut sang dokter, masalahnya berakar dari gigi. Jika mau sembuh, ya cabut giginya. Toh cekot-cekot masih menyiksanya meski satu gigi sudah lepas. Berpikiran bahwa gigi lain penyebabnya, ia kembali ke dokter gigi. Dokter kembali mencabut gigi yang sudah pernah ditambal karna dianggap pemicu sakit. Selesai? Ternyata sakit nyeri masih membekap pria humoris ini.Atas rekomendasi beberapa teman, Acay akhirnya berobat ke RS Mount Elizabeth Singapura. Di sini baru ketahuan, Acay terkena penyakit yang disebut trigeminal neuralgia (TN). Salah satu jalan untuk menyembuhkannya adalah dengan operasi. Bukan di gusi tapi di otak. Batok kepala harus dibuka untuk memastikan penyakitnya. Membuka batok kepala ini yang membuat nyali Acay ciut. Soalnya, batok yang dibuka mengandung risiko 50% pulih, 50% tuli. Inilah yang membuat Acay lebih memilih sakit saat makan, menggosok gigi, atau buang air besar. Ketiga aktivitas yang mau-tidak mau harus dilakukan sehari-hari itu selalu meninggalkan rasa sakit layaknya wajah disilet-silet.Faktor usiaSampai kemudian Acay bertemu dengan dr. M. Sofyanto, Sp. BS, dokter bedah saraf yang juga ahli menyembuhkan derita hemifacial spasm (mulut perot). "Awalnya saya agak ragu. Dokter spesialis di Singapura saja tidak berhasil, masak dia bisa melakukan?" komentar Acay.Apa itu TN? "Trigeminal neuralgia adalah kondisi tersentuhnya atau terjadinya perlengketan saraf nomor lima, yaitu saraf sensor wajah atau indra perasa wajah dengan pembuluh darah kecil," kata dr. Sofyan.Menurut dr. Sofyan, tubuh manusia dikendalikan oleh 12 saraf yang masing-masing memiliki fungsi sendiri. Misalnya, saraf nomor satu berfungsi dalam indra penciuman, saraf nomor dua sebagai penglihatan, dan lain-lain. Kedua belas saraf itu menjulur dari otak kemudian turun ke tempatnya masing-masing. Nah, pada penderita TN, saraf nomor lima di sekitar batang otak bersentuhan dengan pembuluh darah yang di daerah itu memang berseliweran.Tak hanya menyenggol atau menempel, tapi sampai lengket. Saat sudah lengket lama-kelamaan saraf yang lebarnya 4 - 5 mm dengan permukaan lembut itu akan mengalami trauma karena pembuluh darah yang menempelnya tidak statis tapi kembang kempis mengikuti irama jantung. Trauma akibat perlengketan itu akan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa. Akan bertambah sakit manakala pasien sedang stres karena denyut jantung makin kencang sehingga gesekan makin besar.Penyebab munculnya TN ada beberapa macam. Pertama karena bawaan, pembuluh darah memang kelebihan panjang sehingga lebih besar kemungkinan untuk menyenggol organ lain. Penyebab kedua adalah faktor usia, ketika struktur otak manusia mengalami perubahan sehingga pembuluh darah mengalami perubahan posisi.Karena yang dioperasi bagian otak maka diperlukan teknik operasi tersendiri, yakni bedah mikro. Batok kepala di bagian belakang telinga pasien dilubangi dengan diameter sebesar 1,5 cm. Operasi berlangsung di balik selaput otak dalam bidang yang lebarnya hanya 10 mm. Karena kecilnya area operasi, maka semua pekerjaan tidak dilakukan dengan mata telanjang namun menggunakan mikroskop. Pemisahan saraf yang lengket pun dilakukan sangat hati-hati.Setelah terpisah, agar saraf dan pembuluh darah tidak lengket lagi, maka di antara keduanya diberi pembatas berupa bantalan dari serabut teflon. "Semua tindakan itu dilakukan tanpa terjadi pendarahan, tanpa melukai saraf atau pembuluh darah." Soalnya, sedikit saja terjadi kesalahan akibatnya bisa fatal.Meski operasi dilakukan di area yang sempit, dr. Sofyan meminta pasien untuk tidak perlu khawatir. Dengan bantuan teknologi, tingkat keberhasilan operasi ini mencapai 95%. "Yang lima persen itu bukan berarti gagal total, tapi proses pemulihannya agak sedikit lambat. Sedangkan yang berhasil, satu atau dua hari setelah operasi sudah bisa beraktivitas seperti semula," kata dr. Sofyan.Sakit TN selalu diawali dengan rasa sakit di sekitar gigi. Jadi, berhati-hatilah dan jangan asal cabut gigi sebelum menyesal di kemudian hari. Ingin mengenal soal TN? Klik di sini!(Intisari Desember 2011)