Lingkungan Berpengaruh Terhadap Otak

Agus Surono

Penulis

Lingkungan Berpengaruh Terhadap Otak

Intisari-Online.com -Setiap aspek lingkungan di sekitar Anda akan merangsang otak Anda. Entah jelek atau bagus, pemandangan di luar, suara, aroma, dan sensasi yang lain yang Anda alami setiap hari menjadi makanan bagi otak dan jiwa Anda. Fakta bahwa kualitas lingkungan keseharian Anda dapat berpengaruh pada sambungan kognitif tak terbantahkan.

Adalah Professor Mark R. Rosenzweig, Ph.D dari Universitas California, Berkeley, yang memulai penelitian untuk melihat kaitan antara lingkungan dan perkembangan otak. Ia menggunakan tikus sebagai binatang percobaan. Ada dua kelompok tikus: kelompok pertama ditaruh di ruangan yang dilengkapi lorong-lorong jalan, pagar, roda, dan tangga; kelompok kedua ditaruh di ruangan kosong.

Setelah 105 hari, otak tikus-tikus itu menunjukkan perbedaan yang dramatis: otak tikus kelompok pertama lebih besar dan menunjukkan koneksi sinaptik yang lebih rumit dibandingkan kelompok kedua.

Apakah hal itu berlaku juga bagi manusia?

Meski belum ada hasil uji coba yang terukur tentang pengaruh berbagai lingkungan terhadap otak manusia, berikut ada langkah-langkah positif yang bisa Anda lakukan untuk menghasilkan otak yang lebih kaya dengan rangsangan lingkungan.

  1. Harmonisasikan hari Anda dengan suara dan sinar.Suara berisik memiliki efek merusak pada tubuh dan jiwa Anda, namun suara yang harmonis memiliki efek positif. Jadi, bersihkan lingkungan dari polusi suara yang mengganggu dan gantilah dengan musik yang indah dan menginspirasi. Ini akan menjadi bagian dari diet sensor impresi keseharian Anda.

    Cahaya memiliki pengaruh mendalam pada tubuh dan jiwa. Cahaya matahari merupakan sumber cahaya yang paling sehat. Ia mengandung panjang gelombang pelangi yang berpengaruh terhadap produksi hormon, metabolisme, dan jam biologis. Tanpa cahaya matahari yang memadai, sistem kekebalan tubuh akan melemah, dan banyak orang mengalami depresi. Sebisa mungkin, pergilah keluar ruangan setidaknya selama 30 menit dan biarlah sinar matahari menghangatkan tubuh Anda.

  2. Menyambung kembali dengan alam.Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Psychological Science tahun 2008, ahli saraf John Jonides Ph.D, dan koleganya mengukur kinerja mahasiswa pada tes soal memori dan perhatian sebelum dan sesudah melakukan jalan-jalan.

    Satu kelompok jalan di arboretum yang indah di dekat kampus Universitas Michigan AS, sedangkan yang lain jalan-jalan di pusat kota Ann Arbor. Para peneliti menemukan bahwa mereka yang berjalan-jalan di alam terbuka memiliki nilai tes 20 persen lebih baik dibandingkan dengan yang berjalan-jalan di kota. Bahkan dilaporkan yang berjalan-jalan di kota terjadi penurunan dalam hal persepsi hidup.

  3. Penuhi pikiran dengan udara segar.Bersamaan dengan harmoni suara dan cahaya alami, udara segar merupakan elemen dasar lain untuk kesehatan jangka panjang tubuh dan jiwa Anda. Kita tidak bisa mempengaruhi kualitas udara luar ruangan tempat kita tinggal, namun kita bisa mempengaruhi kualitas udara dalam ruangan.

    Tanaman dalam ruangan bisa membuat kesegaran udara. Namun jika Anda tinggal di lingkungan yang penuh debu atau partikel polutan lainnya, Anda butuh lebih dari sekadar tanaman. Pertimbangkan alat sistem pemurni udara di rumah dan kantor dan coba-cobalah dengan aromaterapi berikut: pepermin untuk keterjagaan, lavender untuk relaksasi dan manajemen stres.

  4. Pupuk interaksi sosial yang menyehatkan dan tetaplah seksi!Memupuk relasi yang sehat merupakan salah satu elemen penting dalam memperbaiki pikiran Anda ketika usia menapak tua. Banyak penelitian menunjukkan pentingnya getara interaksi sosial untuk mendukung usia tua yang sehat. American Journal of Public Health melaporkan pada sebuah penelitiannya yang melibatkan lebih dari 2.000 relawan selama empat tahun. Relawan diwawancara untuk menentukan tingkat keaktifandankehidupan sosial mereka. Hasilnya, “Jika Anda terlibat dalam relasi sosial yang kuat, Anda memeiliki risiko lebih rendah terkena dementia,” kata Valerie Crooks, DSW, direktur penelitian.

    Dr. John T. Cacioppo telah menciptakan istilah "kekayaan sosial", istilah untuk merujuk pada pentingnya interaksi sosial dalam menjaga keseimbangan jiwa dan raga yang sehat. Interaksi sosial yang positif membantu kita menghindari penurunan kognitif dengan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Para peneliti juga menemukan bahwa kasih sayang dan sentuhan penuh perhatian memainkan peran positif dalam mendukung kesehatan pikiran dan tubuh.

    Jangan pula lupakan seksualitas saat usia menua. "Seks dapat memperpanjang hidup Anda," kataWalter M. Bortz, MD. Dalam rangka ini, bolehlah Anda tampil seksi di depan pasangan. (askmen.com)