Find Us On Social Media :

Menepis Hepatitis dengan Kenanga

By Agus Surono, Rabu, 14 Maret 2012 | 12:00 WIB

Menepis Hepatitis dengan Kenanga

Intisari-Online.com - Pencegahan hepatitis yang paling populer adalah dengan vaksinasi. Sedangkan pengobatannya yang paling efektif masih terus diupayakan. Di antaranya dengan memanfaatkan tanaman berkhasiat obat, misalnya kenanga, mengkudu, dan meniran.

Hepatitis dapat menyerang segala lapisan masyarakat, dari konglomerat yang tinggalnya di lingkungan bersih dan nyaman hingga kaum melarat di lingkungan kumuh. Penanggulangan penyakit yang berupa kelainan fungsi organ hati ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu istirahat total disertai diet ketat. Tetapi cara ini tidak menjamin kesembuhan. Cara lain, menggunakan obat-obatan. Namun, sampai saat ini pun belum ada obat yang mempunyai khasiat memperbaiki nekrosis sel hati dan mempersingkat perjalanan penyakit hati akut ini.

Memang ada beberapa jenis obat sintetis yang mempunyai aktivitas sebagai antiviral (pembasmi virus), anti-ploriferatif, dan khasiat immunomodulasi (penyesuaian respons imun hingga tingkatan yang dikehendaki). Sayangnya, setiap kali digunakan akan timbul berbagai dampak negatif (toksik) pada si penderita.

Para pakar farmasi, biologi, dan kimia pun mencari obat hepatitis baru, terutama dari tumbuh-tumbuhan (fithohepatoprotektor). Materinya dapat berupa bahan segar, simplisia (bahan yang dikeringkan, baik tunggal maupun campuran), ekstrak (sari) dan senyawa hasil isolasi dari tumbuh-tumbuhan yang sekarang dipakai sebagai obat tradisional untuk penyakit hati.

Memperkuat sistem kekebaian

Dalam beberapa dasawarsa belakangan, pengobatan penyakit hati dengan tanaman baru berupa glycyrrhizin, yaitu ekstrak akar manis atau licorice root (Glycyrrhizaglabra). Dalam akar ini terkandung succus lyquiritae, suatu bahan yang mengandung senyawa glikosida. Bahan ini biasanya dipakai dalam sediaan obat batuk hitam (OBH) atau obat asli Cina Syau Cai Fu Tan. Namun sekarang, beberapa obat baru untuk penyakit hati telah beredar dan produk tersebut mengandung tumbuhan Cardnus mahanus, jamur Ganoderma applanatum, dan G. lucidum.

Sayangnya, C. marianus atau Silymarin marianum tidak dijumpai di Indonesia. Tanaman tersebut banyak terdapat di daerah Mediterania, Inggris, dan Korea. Dua jenis dari suku Cardnus ini, berdasarkan hasil penelusuran pustaka diketahui juga terdapat di Indonesia, yaitu C. crispus dan C. erasmus. Sayangnya lagi, tidak ada informasi lebih lanjut tentang nama daerahnya (lokal).

Jamur Ganoderma applanatum dan G. lucidum yang merupakan bahan obat tradisional Cina dan Jepang ini termasuk dalam famili Polyporaceae (Basidomycetes). G.applanatum dapat dijumpai menempel pada batang pohon mati di hutan-hutan. Tanaman ini termasuk golongan pengurai lignin. Sosoknya ditandai dengan warna cokelat di bagian atas dan putih keabu-abuan di bagian bawahnya. Jamur ini cukup keras kalau dipegang, dan berbentuk setengah lingkaran. Pada kondisi yang cocok jamur ini dapat tumbuh sampai diameter 0,1 - 0,5 m atau lebih.

Sedangkan G. lucidum merupakan pengurai selulosa. Jamur berwarna putih agak kemerahan ini mempunyai aroma agak wangi. Bentuknya payung dengan ukuran 2 - 10 cm, tinggi 2 - 5 cm. Tumbuhnya di rumpun-rumpun bambu di sekitar desa maupun di pinggir hutan.

Menurut laporan hasil riset para pakar di Jepang dan Cina, ekstrak atau rebusan kedua jenis jamur ini bermanfaat untuk sistem kekebalan tubuh. Laporan lain menyatakan, kedua jamur tersebut mengandung senyawa polisakarida beta-D-glucans dengan rantai panjang, sekitar 8 satuan, dan mempunyai khasiat anti tumor. Begitu pula hasil penelitian untuk desertasi penulis terhadap G. applanatum dari Pulau Peucang, Ujung Kulon, beberapa senyawa baru dari golongan asam polioksigenasi tetrasiklik triterpen yang dinamakan Asam Applanoksidat A-H menunjukkan aktivitas terhadap Epstein-Barr Virus Early Antigen (EBV-EA), yakni virus aktif yang terbentuk dari sel ragi yang dirangsang bahan pengaktif sel (tetradekanoilforbol-0-13 asetat).

Kedua jenis jamur itu dapat memperkuat sistem imunitas atau kekebalan tubuh seseorang dan mempertinggi kemampuan memerangi kanker, menambah keseimbangan organ-organ dalam tubuh. Karena itu, keduanya sangat baik untuk mengobati alergi, asma, hepatitis, hepatitis B laten, TBC, rasa nyeri, menurunkan panas, memperbaiki pencernaan, mencairkan dahak, dan secara umum baik untuk paru-paru.

Seluruh bagian jamur bisa dijadikan obat hepatitis. Caranya, dengan menjadikannya serbuk seperti puyer. Untuk sekali minum diperlukan 500 mg serbuk jamur ini. Cara meminumnya seperti meminum puyer biasa atau bersamaan dengan makanan dan buah-buahan. Obat ini relatif aman dan tanpa efek sampingan.