Find Us On Social Media :

Kanker Paru-paru, Si Pencuri Kehidupan

By Agus Surono, Kamis, 3 Mei 2012 | 12:41 WIB

Kanker Paru-paru, Si Pencuri Kehidupan

Intisari-Online.com - Kanker paru merupakan penyebab utama kematian akibat kanker di AS. Tersembunyi di buli paru (alveoli) membuat keberadaannya sulit dilacak. Begitu diketahui, ia sudah menyerang bagian lain dan sulit dibasmi.

Menurut The American Cancer Society, sekitar 89.200 pria dan 65.700 perempuan meninggal karena kanker paru setiap tahunnya. Angka ini terus bertambah. Jumlah perempuan yang meninggal karena kanker paru pun semakin meningkat karena semakin banyak perempuan yang merokok selama 30 tahun terakhir.

Kanker paru biasanya tidak menimbulkan gejala sampai penyakit mencapai tingkat lanjut. Gejala yang timbul di antaranya batuk yang menghasilkan dahak yang mengandung darah, napas sesak, menurunnya selera makan dan berat badan, nyeri dada, serak, dan demam. Feeling dokter sangat berperan dalam menelisik kanker paru melalui gejala-gejala tadi.

“Ketika pasien datang dengan keluhan batuk, dokter jarang yang curiga itu kanker,” kata Menaldi Rasmin, guru besar Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI – RS Persahabatan. Kalaupun dilakukan rontgen, tak serta merta bisa dipastikan kanker. Harus diperiksa melalui bronkoskopi dan dilanjutkan dengan biopsi.

Dari seluruh jenis kanker, kanker paru merupakan kanker yang paling bisa dihindari. Merokok, paling tidak berpotensi menimbulkan 85 – 90% kanker paru. Faktor risiko lain adalah perokok pasif, terpapar asbes dan bahan karsinogen di tempat kerja lainnya dan radon konsentrasi tinggi.

Kanker yang berkembang dalam paru (kanker paru primer) jarang mengenai orang yang tidak merokok. Namun kanker paru sekunder -  yakni kanker yang menyebar ke paru dari organ lain seperti payudara, usus besar, prostat, testis, ginjal, tiroid, atau tulang – dapat saja terjadi pada perokok maupun bukan perokok.

Asap rokok memang menjadi pemicu utama kanker paru. Hampir 90 persen kanker paru, baik pada perokok aktif atau pasif, disebabkan oleh rokok. Banyak yang mengira bahwa mereka yang merokok cerutu atau menggunakan pipa - sehingga tidak menghirup asap secara langsung - terhindari dari kanker paru. Ini tidak benar. Penyakit yang berhubungan dengan merokok juga lebih sering terjadi pada perokok cerutu dan pipa dibandingkan pada bukan perokok.

Tar dalam asap rokok selain mengandung substansi pencetus kanker (karsinogen), juga memiliki zat yang meningkatkan produksi sel kanker (kokarsinogen). Kanker paru sel kecil dan kanker sel skuamosa adalah kanker yang paling kuat dikaitkan dengan asap rokok. Kanker paru sel kecil (disebut juga karsinoma sel oat) berkembang di bagian tengah paru. Ini merupakan jenis kanker yang agresif, dan boleh dikata hanya ditermukan pada para perokok. Sedangkan kanker sel skuamosa merupakan jenis kanker paru yang paling umum ditemukan pada pria. Mayoritas kanker sel skuamosa berasal dari sel lapisan saluran udara terbesar paru.

Risiko kanker berkurang bila kita berhenti merokok. Sepuluh tahun setelah berhenti merokok, individu yang merokok lebih dari 20 batang sehari bisa berharap angka kematian dini menurun sebanyak dua pertiganya.

Nah, bagi para perokok, maukah berhenti? (*)