Find Us On Social Media :

Bahayanya Penambahan Zat Tambahan

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 8 Mei 2012 | 15:19 WIB

Bahayanya Penambahan Zat Tambahan

Intisari-Online.com – Zat aditif adalah bahan yang ditambahkan ke dalam makanan, biasanya dimaksudkan sebagai pewarna, pengawet, penyedap, dan pemanis buatan. Jangan tertukar dengan zat adiktif, yaitu zat yang menimbulkan adiksi, ketagihan seperti NARKOBA (narkotika, psikotropika dan bahan addiktif lainnya).

Beberapa fakta yang dijumpai dan disimpulkan Dinas Kesehatan RI berdasarkan penelitian FK-UNPAD Bandung, antara lain dari 10 sekolah dasar yang diteliti terhadap jajanan sekolah ditemukan 30% bakso yang dijual mengandung bahan pengawet boraks dan formalin; dari jajanan berwarna ditemukan warna merah yang mengandung rhodamin B yang digunakan pada sebagian besar makanan; warna hijau menggunakan pewarna daun pandan pada sebagian besar makanan; makanan yang berwarna cokelat sebagian besar menggunakan cokelat, gula merah dengan berbagai kadar.

Pada tahun 2009 - 2010, Dinkes DKI Jakarta mengemukakan di beberapa SD, permen yang mengandung zat adiktif psikotropika yang akan menyebabkan kecanduan; ditemukan makanan yang dijual di dalam sekolah lebih aman dibandingkan jajanan di luar sekolah; ditemukan buah-buahan yang diberi pewarna kuning serta pemanis pada penjual jajanan yang menjual buah-buahan; dan pada goreng-gorengan yang ditemukan di banyak tempat (kantor, sekolah, mal), menggunakan minyak goreng yang sudah dicampur dengan plastik pembungkus dengan alasan untuk merenyahkan makanan (data dari sebuah stasiun televisi dan satgas perlindungan anak).

Penggunaan terus-menerus akibat penambahan bahan kimia berbahaya akan membahayakan kesehatan tubuh, seperti diungkapkan Badan POM RI berikut ini.

Bahan penyedap alami sebenarnya bisa dipakai seperti daun pandan, bawang merah, bawang putih, ketumar, lada, salam dan sereh, atau bumbu-bumbu lain. Daripada harus memakai vetsin, bumbu masak yang mengandung monosodium glutamat (MSG). Sementara pemanis buatan banyak digunakan pada penderita diabetes, meskipun tidak mempunyai kalori tapi rasanya lebih manis daripada gula. Contoh bahan yang digunakan yaitu siklamat dan sakarin atau biang gula.