Penulis
Intisari-Online.com -Anda seorang perokok? Merasa bersalah jika dikaitkan dengan kesehatan? Ada kabar bagus nih! Sebuah penelitian di Inggris menyimpulkan bahwa merokok, minum-minuman keras, dan berbobot melebihi ukuran normal tidak membuat jumlah sperma turun. Jumlah sperma sedikit dikaitkan dengan kesuburan. Penelitian itu diterbitkan di jurnal Human Reproduction bulan Juni.
Dalam penelitian itu, lelaki yang merokok, peminum, menggunakan obat-obatan rekreasional atau memiliki indeks massa tubuh tinggi memiliki jumlah sperma yang tidak berbeda dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki perilaku buruk itu.“Hasil ini menunjukkan bahwa faktor risiko gaya hidup bukan lagi menjadi faktor penting seperti yang sebelumnya dipikirkan,” kata peneliti Dr. Andrew Povey dari Sekolah Komunitas Berbasiskan Kedokteran Universitas Manchester.
Hanya saja kita perlu bersikap bijak sebab ini hanya satu penelitian yang hasilnya berlawanan dengan banyak penelitian sebelumnya. Misalnya, sebuah ringkasan dari 14 penelitian yang melibatkan 10.000 lelaki sebagai responden menemukan bahwa lelaki yang kelebihan berat badan atau obesitas cenderung memiliki jumlah sperma lebih rendah dibandingkan dengan lelaki berbadan normal.
Selain itu, penelitian terbaru tersebut tidak memasukan pengaruh faktor gaya hidup lainnya yang berkaitan dengan kesuburan lelaki, termasuk ukuran dan bentuk sperma, atau kualitas DNA mereka. Salah satu faktor yang dikaitkan dengan jumlah sperma lebih tinggi adalah menggunakan celana bokser (sebagai lawan dari celanda dalam ketat).
Povey dan koleganya mengumpulkan informasi dari 2.249 lelaki dari 14 klinik kesuburan di seantero Inggris dan meminta mereka untuk mengisi kuesioner yang lengkap tentang gaya hidup mereka. Informasi ini kemudian dibandingkan dengan 939 lelaki yang memiliki jumlah sperma sedikit, dan kelompok kontrol yang terdiri atas 1.310 lelaki dengan jumlah sperma yang lebih tinggi.
Hasil yang diperoleh adalah mereka yang memiliki jumlah sperma rendah berisiko 2,5 kali menjalani pembedahan testikular. Lelaki kulit hitam dua kali cenderung memiliki jumlah sperma rendah. Sedangkan jika dikaitkan dengan pekerjaan, lelaki yang melakukan banyak pekerjaan secara manual berisiko 1,3 kali memiliki jumlah sperman rendah. Lelaki bersperma rendah ini juga tidak pernah menggunakan celana bokser.
Meski hasil penelitian tidak menunjukkan adanya kaitan antara merokok dan jumlah sperma rendah, namun menjauhi rokok adalah langkah terbaik menjaga kesehatan.