Intisari-Online.com – Anda mengalami kebotakan atau rambut semakin menipis? Rambut Anda berubah warna atau jadi keriting? Coba periksa kembali obat yang Anda konsumsi. Bisa jadi, itu penyebabnya.
Obat tekanan darah, jerawat, depresi, dan obat penghilang rasa sakit yang sering diresepkan bisa menyebabkan gangguan pada rambut dan kulit kepala. Laporan ini didasarkan pada temuan para ilmuwan di University of Melbourne.
Rambut rontok dan rambut menipis dapat terjadi hingga satu tahun setelah minum obat tertentu. Dokter menyarankan untuk segera berkonsultasi jika Anda melihat kerontokan rambut yang tidak biasa. Tapi, jangan berhenti minum obat tanpa konsultasi.
Penyebab rambut rontok atau perubahan pada rambut sering luput dari perhatian, tetapi selalu pertimbangkan efek dari obat, demikian penjelasan Profesor Sam Shuster, profesor dermatologi di Newcastle University. Ia menyebutkan, rambut rontok akibat asupan obat masih dapat dikembalikan jika obat dihentikan, demikian kutipan dari Daily Mail.
Obat kemoterapi, misalnya, dapat membunuh sel kanker, tetapi juga menyerang jaringan lain seperti folikel rambut. Pasien akan mulai kehilangan rambut sekitar 2 – 3 minggu setelah pengobatan.
Penemuan ini juga menemukan obat-obatan yang dapat mempengaruhi tekstur dan warna rambut, tetapi akan tumbuh kembali 3 – 10 bulan setelah perawatan berakhir. Berikut ini beberapa obat yang menyebabkan gangguan di rambut.
- Epilepsi. Beberapa obat anti-epilepsi yang berhubungan dengan migrain dan rambut rontok, dapat membuat rambut jadi keriting. Salah satunya adalah valproate natrium, penelitian menyebutkan rambut rontok terjadi antara 3 dan 10 persen pasien.
- Antidepresan.Obat ini dapat memicu kerontokan rambut secara dini dan menyebabkan rambut memasuki fase istirahat dari siklus perutmbuhan rambut. Hal ini biasanya berlangsung tiga bulan, dan rambut baru akan tumbuh kembali setelah penggunaan. Fuoxetine atau Prozac adalah antidepresan yang paling sering menyebabkan rambut rontok. Selain itu ada juga efek yang sama pada antidepresan yang trisiklik, termasuk imipramine, amitriptyline dan doxepin. Pasien tidak perlu panik, karena rambut mereka akan tumbuh lagi.
- Obat psoriasis.Penyakit yang membuat kulit bersisik karena produksi berlebihan dari sel-sel kulit. Ada beberapa perawatan yang memperlambat produksi sel kulit baru, tetapi menyebabkan efek tidak menyenangkan. Di antaranya mengubah warna rambut, bahkan membuat keriting rambut. Para ilmuwan mempercayai bila obat ini mengganggu struktur folikel rambut, yang menghasilkan pigmen melamin dan tekstur rambut. Rambut akan kembali ke bentuk aslinya ketika pengobatan berakhir.
- Pil KB.Banyak wanita mengalami kerontokan rambut setelah berhenti minum pil KB setelah konsumsi jangka panjang. Secara teori, pil kontrasepsi oral berbasis progesteron, mengandung senyawa yang disebut anti-androgen. Senyawa ini mengurangi risiko rambut rontok pada wanita yang rentan. Tapi, ketika wanita tersebut berhenti minum pil KB, terjadi rambut rontok atau makin memburuk.
- Obat tekanan darah.Obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggu juga dikaitkan dengan rambut menipis. Peneliti Melbourne menyebutkan, dua beta blockers, metoprolol dan propranolol, telah terbukti menyebabkan rambut rontok yang dapat dipulihkan.
- Pil obat jerawat.Retinoid berasal dari vitamin A, yang secara luas digunakan untuk mengobati gangguan kulit termasuk jerawat. Bahan ini menyebabkan rambut rontok dalam sejumlah kecil pasien, menurut sebuah penelitian di Melbourne. Semakin tinggi dosis yang diminum, rambut pasien mungkin akan terpengaruh.
- Ibuprofen.Sebuah penelitian kecil yang menghubungkan obat penghilang rasa sakit dengan rambut rontok. Sebuah penelitian kecil AS didasarkan pada sampel dari 21 orang yang menggunakan ibuprofen menemukan, 15 pasien melaporkan penipisan atau hilangnya rambut. Setelah obat dihentikan, rambut rontok berkurang setelah 8 – 9 bulan.
- Pengencer darah.Pasien pada risiko pembekuan darah sering diresepkan obat pengencer darah. Ini dapat memicu kerontokan rambut dengan merusak folikel rambut, demikian menurut sebuah penelitian di Universiti of California. Pengencer darah dapat menyebabkan rambut rontok, tetapi pasien harus ingat bahwa pengencer darah mungkin diperlukan untuk membuat si pasien tetap hidup.