Penulis
Intisari-Online.com - Risiko mengalami serangan jantung mungkin meningkat pada tahun pertama seseorang tidak memiliki pekerjaan. Untuk yang kehilangan pekerjaan, semakin sering dia kehilangan pekerjaan, semakin besar pula risiko dirinya untuk mengalami serangan jantung.
Temuan ini berdasarkan penelitian yang melibatkan 13.451 pria dewasa berusia 57 hingga 75 tahun yang mengambil bagian dalam Health and Retirement Study. Para peneliti mewawancarai para pekerja setiap dua tahun sejak tahun 1992 hingga tahun 2010.
Empat belas persen responden menganggur saat penelitian dimulai. Hampir 70 persen kehilangan pekerjaan minimal satu kali. Sekitar 35 persen pernah menganggur dalam perjalanan kariernya. Namun, peneliti tidak mengetahui apakah mereka yang menganggur itu karena mengundurkan diri atau diberhentikan oleh perusahaannya.
Selama penelitian, 7,9 persen responden mengalami serangan jantung. Dibandingkan dengan mereka yang tidak kehilangan pekerjaan, mereka yang kehilangan pekerjaan lebih dari empat kali, 63 persen lebih mungkin mengalami serangan jantung. Sedangkan orang-orang yang hanya sekali kehilangan pekerjaan mengalami peningkatan risiko sebesar 22 persen. Dampak buruk dari tidak memiliki pekerjaan ini sama besarnya baik pada pria maupun wanita, dan pada setiap ras dan kelompok etnis.
Sayangnya belum diketahui secara pasti bagaimana kehilangan pekerjaan dapat menyebabkan peningkatan risiko terkena serangan jantung. Namun diduga karena mereka yang kehilangan pekerjaan cenderung kerap melakukan aktivitas yang mampu meningkatkan risiko penyakit jantung. Contohnya adalah lebih sering merokok, meminum alkohol, dan memakan makanan yang tidak sehat. Mereka juga lebih jarang berolahraga. (WebMD)