ASI Memang Untuk Bayi

K. Tatik Wardayati

Penulis

ASI Memang Untuk Bayi

Intisari-Online.com – Kematian bayi di Indonesia masih terbilang tinggi di antara negara-negara di Asia Tenggara. Data tahun 2011 menyebutkan 37 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Di Maluku saja angka kematian bayi 65 dari 100 kelahiran. Menurut data badan kesehatan PBB (WHO) 2003, angka kematian bayi sebagian besar terkait dengan faktor nutrisi sebanyak 53%.

“Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi dapat menekan angka kematian bayi hingga 13%,” jelas Dr. I Gusti Ayu Pratiwi (Tiwi), Sp.A., MARS, dokter spesialis anak di RS Bunda Jakarta.

Payudara memang diciptakan khusus untuk manusia yang memproduksi ASI. Ada beberapa nutrisi dalam ASI yang disiapkan untuk pertumbuhan tubuh dan perkembangan otak bayi. ASI juga mengandung zat-zat yang meningkatkan imunitas dan melindungi bayi dari berbagai penyakit.

Meskipun ASI hanya mengandung 0,9% protein dibandingkan dengan susu sapi yang lebih tinggi (3,4%), namun kandungan laktosa pada ASI lebih besar 7% dibandingkan susu sapi yang hanya 4,8%. Laktosa merupakan karbohidrat yang berfungsi sebagai sumber energi untuk otak. Untuk mencapai berat badan bayi 2 kali lahir, anak manusia membutuhkan waktu hingga 180 hari, sementara anak sapi hanya 47 hari. Berat otak bayi yang diberi ASI mencapai 1.300 – 1.400 gram, sementara anak sapi hanya 425 – 458 gram.

Karena usus bayi belum sempurna, ASI mengandung zat kekebalan yang menarik protein dan memproteksinya. Protein susu sapi yang lebih besar justru merusak, karena dapat membuat peradangan di usus bayi, terutama pada bayi yang alergi, jelas dokter Tiwi.

Di dalam ASI juga terkandung DHA & AA, komponen penting untuk perkembangan otak bayi. Meskipun saat ini sudah banyak susu formula yang mengklaim terdapat kandungan DHA & AA yang mirip dengan ASI, namun dalam ASI terdapat enzim lipase yang berguna dalam penyerapan DHA & AA lebih optimal.

“Jadi, jika ada susu formula yang tidak ada enzim ini patut dipertanyakan apakah usus bayi baru lahir dapat menyerapnya,” kata dr. Tiwi. Yang jelas, kandungan DHA & AA dalam susu formula belum tentu sebaik yang terdapat dalam ASI.

Beberapa fakta menunjukkan bahwa bayi menyusui lebih kebal dari serangan penyakit daripada yang tidak mendapat ASI langsung dari ibunya. Beberapa penelitian juga menyebutkan bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kemampuan kognitif lebih baik daripada bayi yang hanya mendapatkan susu sapi. (*)