Penulis
Intisari-Online.com – Bingung apa arti disfungsi ereksi? Disfungsi ereksi (DE) didefinisikan sebagai ketidakmampuan kita untuk mencapai atau mempertahankan ereksi penis secara cukup. Tenang saja jika kejadian itu baru berlangsung seminggu terakhir. Soalnya untuk bisa dibilang DE perlu waktu 3 bulan terakhir. Tujuan mencapai ereksi tadi ya untuk melakukan hubungan seksual secara memuaskan.
Masalah DE ini cukup kompleks bagi pria. Selain itu tentu dapat menurunkan kualitas hidup. Siapa sih pria yang sudah berpasangan tidak gundah manakala didekati DE ini?
Risiko menderita DE meningkat seiring dengan semakin bertambahnya usia seorang pria. Dari data, sekitar 15 – 25 persen pria berusia 65 tahun mengalami masalah ini. Hmmm ... jangan lantas senang buat yang berusia 40-an. Soalnya, ada temuan menarik lo! Saat ini kecenderungan angka kejadian DE mulai menyerang usia yang relatif lebih muda. Stres yang berlebihan di tempat kerja maupun di lingkungan rumah tangga, pola hidup yang tidak teratur, kurangnya aktivitas olah raga, serta merokok ditengarai sebagai penyebab temuan tadi.
DE dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu psikogenik dan organik. Psikogenik adalah DE yang disebabkan oleh masalah psikologis, misalnya cemas dan depresi. Sedangkan DE organik berkaitan dengan masalah kelainan atau kerusakan struk anatomi seperti gangguan pembuluh darah, sistem saraf atau kondisi jaringan penis yang tidak normal. Juga karena gangguan hormon laki-laki yang disebut testosteron. Atau bisa juga karena penggunaan obat-obatan, kerusakan akibat trauma, dan operasi di daerah perut dan prostat.
Yang patut diperhatikan adalah para penderita DE masih enggan untuk membicarakan atau konsultasi ke dokter soal masalah ini. Ya, bisa dimaklumi juga sebab ini ngomongin soal pribadi yang sangat vital. Bisa jadi alasannya gengsi, menganggap hal tersebut tabu untuk dibicarakan, atau pasangannya tidak mengeluhkan karena dianggap hal yang wajar sejalan dengan bertambahnya usia. Yang lebih runyam, justru mereka mengeluh dan konsultasi ke pihak lain di luar kalangan medis. Alih-alih penyembuhan yang didapat, malah timbul masalah lain.
Pasien lebih mengkonsultasikan penyakit degeneratif yang mereka alami seperti diabetes, hipertensi, stroke, penyakit jantung, gangguan fungsi ginjal, kolesterol tinggi, dll. Sementara, penyakit-penyakit tersebut berisiko tinggi terjadinya DE. Mereka baru mengungkapkannya ketika dokter menanyakan apakah bermasalah dengan ereksi akibat penyakit-penyakit tersebut.
"Padahal, berkonsultasi dengan dokter dapat membantu penyembuhan masalah DE hingga 60 sampai 70 persen," kata Dr. dr. Nur Rasyid, SpU, urolog senior FKUI-RSCM.
Jadi, tak usah malu ya. Toh yang tahu kalau Anda kena DE hanya pasangan dan dokter saja kok. (*)