Penulis
Intisari-Online.com – Pemeriksaan standar yang dilakukan dokter untuk mengetahui tingkat kerusakan hati adalah dengan biopsi. Dengan biopsi dokter akan mendapatkan informasi tentang kerusakan dan kekerasan hati. Namun terdapat beberapa kekurangan dari tindakan ini, yaitu pasien merasa nyeri/sakit, kemungkinan terjadi kesalahan sebesar 30% dan dalam pelaksanaannya memerlukan tenaga kesehatan yang terlatih.
Saat ini dapat dilakukan cara lain untuk melihat tingkat kerusakan hati yaitu melalui Fibroscan. Fibroscan merupakan suatu alat non-invasif (tanpa perdarahan) yang dapat dipakai untuk menggantikan biopsi untuk memeriksa tingkat kerusakan jaringan hati (fibrosis) secara tepat dan akurat.
Hasil yang diperoleh akurat untuk menilai tahap fibrosis pada penyakit hati kronis yang berbeda. Ini juga bisa menjadi evaluasi terapi pertama pada pasien hepatitis B dan C. Penilaian tingkat fibrosis adalah salah satu indikator kunci dalam evaluasi penyakit hati kronis.
Pasien dianjurkan untuk mendapatkan pengobatan apabila tingkat fibrosis sudah mencapai lebih besar F2, dalam skala F0 yaitu belum ada fibrosis sampai dengan F4 yaitu fibrosis tingkat lanjut (sirosis).
Fibroscan sudah digunakan secara meluas pada beberapa negara, karena kepraktisan dan kemudahan alat ini dalam mendeteksi kerusakan jaringan hati (fibrosis). Fibroscan juga sudah masuk dalam panduan penting di Eropa dan Asia. (*)