Find Us On Social Media :

'Black Campaign' Masih Akan Terus Berlangsung

By Chatarina Komala, Senin, 24 Maret 2014 | 18:00 WIB

'Black Campaign' Masih Akan Terus Berlangsung

Intisari-Online.com - Black campaign atau yang biasa dikenal dengan 'kampanye hitam' diprediksi akan terus terjadi. Sejak masa kampanye pemilihan legislatif yang berlangsung mulai 16 Maret lalu dan berakhir hingga 5 April mendatang, tercatat sejumlah kampanye hitam telah marak beredar. Namun, hal ini dinilai wajar oleh Direktur Eksekutif Pol Tracking Hanta Yudha. "Dalam kontestasi politik black campaign jamak dilakukan. Kandidat politik harus sangat berhati-hati karena black campaign sangat mungkin menyerang yang bersangkutan. Jadi saya kira para pejabat publik harus hati-hati betul," tutur Hanta. Adapun efek dari black campaign bisa bermacam-macam. Namun, jika bisa mengatasinya dengan baik, hal ini justru akan menguntungkan.  "Kalau itu bisa diklarifikasi dengan baik, dan bisa dibuktikan itu bagian dari fitnah, maka yang bersangkutan akan terhindar dari black campaign. Bahkan bisa terbantu karena mendapat simpati dari masyarakat," ujar Hanta.

Sebaliknya, jika black campaign tidak bisa diatasi dengan baik, maka itu bisa menghancurkan citra yang diserang.   "Tapi kalau semakin dibuka ternyata itu terbukti benar, yang bersangkutan tidak bisa membuktikan kalau itu fitnah, pemberitaan media masif sampai respon masyarakat juga masif, ya tentu bisa rusak citra dia," tambahnya. (Baca juga: Pelanggaran Kampanye, Jokowi Suruh Satpol PP Cabut Bendera PDI-P)Black campaign mulai menyerang beberapa tokohBeberapa hari terakhir, calon presiden Partai Golkar ramai diberitakan karena beredarnya sebuah video. Dalam video tersebut, Aburizal bersama anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Golkar dan kakak beradik Marcella-Olivia berada dalam pesawat ke Kepulauan Maladewa. Dalam video berdurasi 3 menit 22 detik itu juga terekam Olivia sedang menunjukkan keindahan Kepulauan Maladewa sambil memeluk boneka Teddy Bear dan Marcella yang terekam sedang bermain di sebuah yakuzi dengan pakaian tanpa lengan.Hanta menilai, video tersebut tidak akan memengaruhi Golkar."Kalau dampak terhadap Golkar tidak signifikan karena Golkar ini kan bukan partai yang mengandalkan seorang tokoh, bahkan ketua umumnya sekali pun," kata Hanta. Namun bagi Aburizal, menurut Hanta, ada kemungkinan video tersebut merusak elektabilitasnya. "Apalagi kalau terus menerus diberitakan secara masif oleh media seperti ini, lalu respon masyarakat juga tinggi," ujarnya.(Baca juga: Di 25 Kabupaten/Kota, 9 Parpol Ini Dicoret KPU)Kampanye seharusnya perang gagasan

Sementara itu, Ikrar Nusa Bakti, seorang pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengungkapkan, model kampanye yang dilakukan partai-partai politik pada Pemilu 2014 ini kuno. Pengerahan massa dan pola saring serang yang dilancarkan partai politik selama sepekan kampanye berjalan ini  dinilai tak mencerdaskan.  

"Kenapa harus saling serang pribadi sampai menjelek-jelekan. Seharusnya masa kampanye, parpol atau tokoh-tokoh parpol lebih kepada adu program atau adu gagasan," kata Ikrar.
Ikrar mengatakan, sudah saatnya kampanye di Indonesia lebih fokus pada pemanfaatan media, seperti yang berlangsung di Inggris dan Amerika Serikat. (Kompas)