Find Us On Social Media :

Jokowi Enggan Bagi-bagi Kursi

By Ade Sulaeman, Kamis, 10 April 2014 | 19:30 WIB

Jokowi Enggan Bagi-bagi Kursi

Intisari-Online.com - Petinggi PDI Perjuangan menggelar pertemuan tertutup di kediaman Megawati Soekarnoputri, Jalan Teuku Umar 27A, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu malam.

Pertemuan itu dihadiri Megawati; Sekjen PDI-P Tjahjo Kumolo; Ketua Badan Pemenangan Pemilu Puan Maharani; dua Wakil Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristianto dan Erico Sotarduga; putra Mega, Prananda Prabowo; dan kader PDI-P, Andi Widjajanto.(Baca juga: Prabowo Siap Koalisi dengan Partai Manapun, Termasuk PDI-P

Pertemuan membahas evaluasi Pileg 2014 menentukan siapa parpol yang bakal dijajaki untuk kerja sama politik dan siapa pendamping Jokowi merebut kursi RI 1.

Wakil Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristianto mengatakan, mengikuti prosedur partai, evaluasi resmi pileg akan diungkapkan saat kongres DPP PDI-P. Di kongres itulah, DPP dan Bapilu akan mempertanggungjawabkan hasil Pileg 2014 ini.

Jokowi menambahkan, meski lolos dari target suara, PDI-P tetap menatap ke depan. Pertama, pihaknya akan menjajaki siapa parpol yang akan diajak bekerja sama dan bergotong royong membangun bangsa. Jokowi menolak dinamika itu disebut koalisi. Menurut dia, koalisi lebih identik dengan bagi-bagi kursi.(Baca juga: Melihat Hasil Pileg, Inilah Tiga Capres Menurut LSI

"Merangkul semakin banyak partai semakin baik, tapi dengan catatan, jangan sampai jadinya hitung-hitungan kursi menteri dan lain-lain. Intinya, kami terbuka," ujar Jokowi.

Kedua, PDI-P sekaligus menggodok kriteria calon wakil presiden pendamping Jokowi. Prosesnya adalah menetapkan kriteria, kemudian diarahkan ke sejumlah nama, lalu dikerucutkan ke beberapa nama saja hingga ke tahap penentuan nama.

Jokowi menegaskan, selain Megawati, dirinya adalah penentu siapa yang akan mendampinginya. Ketiga, Jokowi mengatakan bahwa pengorganisasian masa di pileg dan pilpres sangat berbeda.

"Minggu depan, pokoknya mesin panas partai mulai bergerak, tunggu saja," ujar Jokowi. (Fabian Januarius Kuwado/kompas.com)