Penulis
Intisari-Online.com -Menarik melihat seri World Library yang dihadirkan oleh The Gerduan. Kita bisa melihat buku-buku terbaik di negaranya. Tak lupa, The Guardian juga mencatat buku-buku terbaik tentang Indonesia. Buku-buku tersebut adalah Bumi Manusia (Pramoedya Ananta Toer), Laskar Pelangi (Andrea Hirata), dan Zaman Edan (Richard Lloyd Parry).
Bumi Manusia
Bumi Manusia adalah seri pertama dari tetralogi Pulau Buru karangan Pramoedya Ananta Toer. Narator, sekaligus tokoh sentral, Minke (beberapa orang menyebutnya sebagai representasi dari Tirto Adhi Soerjo), adalah pemuda 18 tahun berbakat yang lahir dari keluarga bangsawan di Kota B. Karena latar belakang keluarganya, Minke bisa sekolah khusus Belanda di Surabaya. Tentu saja, Minke adalah satu-satunya Pribumi di sekolahan itu.
Minke digambarkan sebagai sosok yang begitu kritis terhadap masyarakat Eropa yang istimewa, sementara golongan Pribumi mengalami ketidakadilan dan penghinaan. Di titik ini, jiwa nasionalisme Minke muncul dengan menuntut hak-hak Pribumi yang direnggut golongan Eropa.
Minke jatuh cinta dengan Anneliese, putri pria Belanda dengan gundik Pribuminya yang bernama Sanikem alias Nyai Ontosoroh. Meski hanya seorang gundik, peran Nyai Ontosoroh tidak bisa dianggap kecil dalam perkembangan intelektual Minke di seri-seri tetralogi Pulau Buru selanjutnya.
Untuk informasi, Pram dua kali dipenjara. Pertama oleh Belanda, kedua oleh pemerintah Soeharto. Pram menghabiskan 14 tahun di Pulau Buru. Saat di penjarakan di Pulau Buru, Pram menelurkan karya-karya besar, salah satunya adalah tetralogi Pulau Buru.
Laskar Pelangi
Laskar Pelangi bisa disebuah sebagai novel otobiografi sang penulis, Andrea Hirata, bercerita tentang perjuangan bocah miskin di pesisir Belitung untuk mendapatkan pendidikan. Ikal, tokoh utama sekaligus alter egonya Andrea, adalah bocah enam tahun ketika cerita bermula, bercerita mengenai 10 sahabat yang disebutnya Laskar Pelangi.
Kesepuluh bocah tersebut belajar di sekolah termiskin di pulau itu. meski demikian, tidak lantas menutup kesepuluh bocah itu untuk terus bermimpi daripada sekadar menjadi seorang buruh timah yang melarat.
Zaman Edan (In the Time of Madness)
Zaman Edan adalah buku terakhir yang menjadi buku terbaik tentang Indonesia menurut The Guardian. “Buku ini berasa mengenai kekerasan, juga ketakutan,” ujar Richard Lloyd Parry, sang penulis, yang menyajikan potongan sejarah Indonesia selama pergolakan dan kekacauan. Secara lebih dalam, buku ini menggambarkan Indonesia di tiga dekade di akhir abad ke-20.
Buku ini dibagi menjadi tiga bagian: konflik etnik di Kalimantan, peristiwa Mei 1998, serta kekerasan berdarah di Timor Timur. Buku ini sejatinya semacam laporan jurnalistik yang menggambarkan kompleksitas permasalahan yang ada di kepualauan Indonesia dengan banyak latar belakang.
Richard Lloyd Parry adalah seorang wartawan yang sering melaporkan untuk surat kabar Independent dan Times.