Find Us On Social Media :

Bahan Bakar Alternatif dari Tempat Pembuangan Terakhir

By Moh Habib Asyhad, Rabu, 7 Mei 2014 | 12:30 WIB

Bahan Bakar Alternatif dari Tempat Pembuangan Terakhir

Intisari-Online.com - Selalu ada hikmah di balik tiap masalah. Sepertinya Pemerintah Kota Magelang sangat paham dengan adagium tersebut. Baru-baru ini, Pemkot Magelang membuat terobosan; memanfaatkan tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) menjadi penggati LPG.   

Selain menyediakan bahan bakar alternatif, inovasi ini juga meringankan warga sekitar TPSA yang selama ini terkena dampak negatif sampah.

Eri Widyo Saptoko yang merupakan Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan dan Tata Kota (DKPTK) Kota Magelang menjelaskan, tumpukan sampah yang ada di TPSA Banyuurip, Tegalrejo, Kabupaten Magelang, itu direduksi menjadi gas metan yang kemudian dimanfaatkan untuk bahan bakar rumah tangga pengganti LPG.(Baca Juga: Bahan Bakar dari Bakteri E.Coli

“Gas metan yang berasal dari dalam tumpukan sampah disalurkan menggunakan pipa penyalur hingga mengeluarkan gas ke permukaan yang bisa digunakan langsung oleh masyarakat,” ujar Eri.

Selain sampah rumah tangga, gas metan juga dapat dihasilkan dengan manfaatkan limbah lichite kemudian diberikan stater dari limbah kotoran sapi dan diolah dalam tabung. Gas akan tertampung dalam tabung yang kemudian disalurkan melalui pipa-pipa ke rumah warga.

"Meski gas metan belum bisa dimanfaatkan masyarakat secara luas. Tapi kami optimistis jangka panjang seluruh warga mendapatkan dampak positif. Antara lain pengganti gas LPG serta bahan bakar genset untuk penerangan sekitar jalan," urai Eri.

Secara terpisah, Rudy Siswanto, Kepala UPTD TPSA Kota Magelang menambahkan, setiap hari volume sampah dari Kota Magelang ke TPSA itu mencapai 200-250 meter kubik. Dari jumlah tersebut, pihaknya mengklaim dapat memproduksi gas metan untuk bisa digunakan minimal satu RT di Dusun Plumbon, Banyuurip, Tegalrejo, Kabupaten Magelang.

"Ini terobosan yang bagus. Dapat menghemat pengeluaran keluarga di kawasan TPSA. Misalnya jika dalam sebulan setiap keluarga rata-rata menghabiskan 2-3 tabung LPG 3 kilogram, maka dengan gas metan diprediksi bisa menghemat biaya hingga Rp 30 ribu-45 ribu," urainya.

Menurut pengakuan beberapa warga, bahan bakar alternatif dari tumpukan sampah tersebut lebih dan hemat dibanding LPG. “Api yang dialirkan dari gas metan TPSA, cenderung lebih besar ketimbang LPG biasa. Tidak perlu khawatir lagi soal kebocoran gas. Gasnya juga lebih lunak. Tidak mudah terbakar," ungkap Wandi (75), salah satu warga di sekitar TPSA Banyuurip. (Kompas.com)