Find Us On Social Media :

Pencitraan Seolah-olah Dizalimi, Jokowi Hanya Ingin Raih Simpati

By Ade Sulaeman, Minggu, 11 Mei 2014 | 20:30 WIB

Pencitraan Seolah-olah Dizalimi, Jokowi Hanya Ingin Raih Simpati

Intisari-Online.com - Pencitraan seolah-olah dizalimi yang diduga dilakukan kubu capres PDIP Jokowi, sehingga terkesan teraniaya, dinilai efektif untuk meraup suara masyarakat yang tinggal di pedesaan atau masyarakat kelas menengah ke bawah.

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Zaki Mubarak, mengatakan pencitraan seolah-olah dizalimi tidak begitu efektif untuk masyarakat perkotaan dan kelas menengah atas karena mempunyai pengalaman berpolitik yang cukup.(Baca juga: Kampanye Hitam RIP Jokowi

"Untuk perkotaan, (pencitraan dizalimi) tidak efektif. Yang disasar dari pencitraan palsu adalah masyarakat menengah ke bawah dan pedesaan. Yang pengalaman politiknya tidak tinggi. Di desa-desa, kuat kesan masyarakat bahwa Jokowi dizalimi, disakiti. Jokowi membaca itu sehingga bermain pencitraan seolah-olah dizalimi," ujar Zaki saat dikonfirmasi, Minggu (11/5/2014).

Zaki berpendapat seharusnya di negara demokrasi modern, tidak lagi bermain pencitraan palsu demi meraup suara dalam sebuah pemilu. Menurutnya akan lebih sehat jika para kandidat beradu visi misi dan gagasan ketimbang hanya bermain di sisi pencitraan.

"Karena Jokowi sepertinya tidak punya visi misi, gagasan, dan argumen yang kuat, maka dia bermain di pencitraan palsu yang sangat sederhana. Karena (yang disasar) adalah masyarakat menengah kebawah," tukasnya. (Danang S Prabowo/tribunnews.com)