Find Us On Social Media :

Apakah Ponsel Mempengaruhi Otak Anak?

By Inasshabihah, Kamis, 22 Mei 2014 | 07:00 WIB

Apakah Ponsel Mempengaruhi Otak Anak?

Intisari-Online.com. - Peneliti Inggris mempublikasikan hasil studi mengenai pengaruh penggunaan ponsel dan gadget nirkabel lainnya terhadap perkembangan otak anak-anak. Bagaimana hasilnya? Apakah ponsel mempengaruhi otak anak? The Study of Cognition, Adolescents and Mobile Phones, atau SCAMP, mengatakan bahwa proyek tersebut fokus pada fungsi kognitif seperti memori dan perhatian anak, yang terus berkembang hingga mereka remaja.Meskipun tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa gelombang radio dari ponsel memberikan efek pada kesehatan, namun sampai saat ini sudah banyak penelitian yang fokus pada orang dewasa dan potensi risiko kanker otak akibat ponsel.Karena itu, para ilmuwan tidak yakin apakah perkembangan otak anak mungkin lebih rentan daripada otak orang dewasa, sebagian karena sistem saraf mereka masih berkembang, dan sebagian karena mereka cenderung memiliki tekanan kumulatif lebih tinggi selama masa hidup mereka.(Baca juga: Waspadai, Ponsel Penyebab Alergi)"Bukti ilmiah yang tersedia sampai saat ini menunjukkan tidak adanya hubungan antara paparan gelombang frekuensi radio dari penggunaan ponsel dengan kanker otak pada orang dewasa dalam jangka pendek, yaitu kurang dari 10 tahun penggunaan," kata Paul Elliott, direktur Centre for Environment and Health at Imperial College London, yang turut memimpin penelitian.Penggunaan ponsel ada di mana-mana. World Health Organization (WHO) memperkirakan, di Inggris, sekitar 70 persen dari anak berusia 11 sampai 12 tahun sekarang memiliki ponsel, dan angka itu naik menjadi 90 persen pada usia 14.Elliott dan peneliti utama studi tersebut, Mireille Toledano, bertujuan untuk merekrut sekitar 2.500 anak-anak sekolah berusia 11 sampai 12 tahun dan mengikuti perkembangan kognitif mereka selama dua tahun sementara mengumpulkan data tentang seberapa sering, untuk apa, dan untuk berapa lama mereka menggunakan ponsel atau smartphone dan perangkat nirkabel lainnya.Orang tua dan siswa yang setuju untuk menjadi bagian dalam studi ini akan menjawab pertanyaan tentang penggunaan perangkat mobile serta teknologi nirkabel pada anak-anak mereka. Murid juga akan mengikuti tes komputerisasi berbasis kelas dari kemampuan kognitif di balik fungsi seperti memori dan perhatian."Kognisi pada dasarnya adalah bagaimana kita berpikir, bagaimana kita membuat keputusan, dan bagaimana kita memproses dan mengingat informasi," kata Toledano, yang juga bekerja di Imperial College's center for Environment and Health.(Baca juga: Nomofobia, Fobia Tak Bawa Ponsel)"Hal ini terkait dengan kecerdasan dan prestasi pendidikan dan membentuk potensi inovatif dan kreatif dari setiap individu masyarakat dan karena itu secara keseluruhan," ujarnya.WHO mengatakan, sejumlah besar penelitian telah dilakukan selama dua dekade terakhir untuk menilai apakah ponsel mempengaruhi otak anak atau menimbulkan risiko kesehatan potensial lainnya, dan sampai saat ini, tidak ada efek kesehatan yang merugikan.Namun, medan elektromagnetik yang dihasilkan oleh ponsel diklasifikasikan oleh International Agency for Research on Cancer sebagai "potensi karsinogenik bagi manusia", dan badan kesehatan dunia mengatakan penelitian lebih lanjut ke dalam masalah ini sangatlah penting."Ponsel adalah teknologi baru dan luas yang menjadi pusat kehidupan kita, studi SCAMP penting untuk memberikan bukti dasar, di mana orang tua dan anak-anak mereka dapat membuat pilihan sumber informasi," tutur Toledano. (Newsdaily)