Find Us On Social Media :

Menelusuri Bola-bola Sejak Piala Dunia 2002 Sampai Kini

By Axel Natanael Nahusuly, Sabtu, 31 Mei 2014 | 20:00 WIB

Menelusuri Bola-bola Sejak Piala Dunia 2002 Sampai Kini

Intisari-Online.com - Selalu saja ada utak-atik sekaligus uji coba bola yang dipakai pada perhelatan Piala Dunia. Catatan dari AFP pada Jumat (30/5/2014), menelusuri bola-bola sejak Piala Dunia 2002 sampai kini. Adidas masih mengemban kepercayaan untuk memproduksi bola-bola itu.Fevernova, si kulit bundar pada perhelatan Piala Dunia 2002 di Korsel dan Jepang. Bola yang sejatinya menjadi penerus varian Tango ini punya ciri khas segitiga yang mengaitkan diri dengan garis segienam. Bola ini menuai kritikan karena dianggap terlalu ringan dan gampang melenting saat ditendang. Padahal, Fevernova sudah berada dalam lingkup standard berat bola sepak yakni 396 – 453 gram.Pada Piala Dunia 2006, Adidas merilis bola Teamgeist. Dalam Bahasa Jerman, nama bola itu berarti jiwa tim. Tuan rumah perhelatan sepak bola paling akbar sejagad ini pun Jerman.Adidas mengklaim bola ini punya kemampuan menyerap air paling minim. Sehingga, Teamgeist menjadi bola terbaik saat pertandingan digelar di tengah guyuran hujan. Catatan menunjukkan, daya serap air Teamgeist cuma 0,1 persen plus berat bola. Sementara, standard FIFA untuk daya serap air bertengger di posisi 10 persen termasuk berat bola.Uniknya, Teamgeist adalah bola Piala Dunia yang pembuatannya melibatkan campur tangan banyak negara, tak hanya Jerman. Teamgeist dibuat di dua tempat yakni Sialkot (Pakistan) dan Chonburi (Thailand). Tapi, Korea Selatan "menyumbang" kulit sintetis untuk Teamgeist. Lalu, pelapis Teamgeist berasal dari Jepang. Bahan kantung bola datang dari India. Sementara, bahan katun untuk Teamgeist berasal dari Vietnam. Di kedua lokasi pembuatan, Teamgeist lebih banyak dikerjakan oleh tangan-tangan pekerja perempuan.Setan Pada 2010 dalam perhelatan Piala Dunia di Afrika Selatan, lagi-lagi Adidas meluncurkan bola resmi bernama Jabulani. Ketimbang pendahulunya, Jabulani amat banyak menuai kritikan. Soalnya, saat melambung, Jabulani amat sukar ditebak arahnya. Sementara pihak mengatakan khawatir terhadap Jabulani. Seolah-olah, ada kesan supranatural di dalam bola yang namanya berarti perayaan dalam bahasa Zulu, salah satu bahasa di Afrika Selatan. Seakan-akan, ada setan yang mendekam di dalam bola yang sejatinya sudah melewati berbagai uji coba, termasuk kelenturan dan aerodinamis alias kemampuan saat menghadapi tekanan angin. Jabulani adalah pekerjaan menyulitkan bagi para kiper. Kiper Italia Gianluigi Buffon dan Kiper Spanyol Iker Casillas punya pengalaman berjibaku tatkala berhadapan dengan Jabulani. "Menyedihkan, kalau kompetisi sepenting Piala Dunia 2010 harus menggunakan bola yang 'menyeramkan' ini," kritik Casillas.Sementara itu, dalam rilis resminya, Adidas memperkenalkan Brazuca untuk Piala Dunia tahun ini. Bola ini kembali ke pembuatan tradisional yakni terdiri dari 32 panel. Sebelumnya, Jabulani cuma punya 8 panel dan Teamgeist terdiri dari 14 panel. (Baca juga: Bola Sepak Tak Sekadar Bola)Brazuca melalui tes terowongan angin dan tendangan robot di Universitas Tsukuba, Jepang. Bola yang diklaim lebih lembut ini diharapkan bakal menjadi bola yang mudah menukik dan melenceng. Sehingga, kedua kelebihan itu bisa menjadi andalan pemain untuk mengecohkan kiper.Hingga berita ini diunggah, belum ada catatan soal uji coba Brazuca kepada para pesepak bola. Khususnya, mereka yang bakal berlaga di Brasil mulai 12 Juni mendatang. Itulah penelusuran bola-bola sejak Piala Dunia 2002 sampai kini. (Kompas)