Find Us On Social Media :

Fakta Unik Timnas Indonesia di Piala Dunia 1938 (2)

By Ade Sulaeman, Minggu, 29 Juni 2014 | 21:00 WIB

Fakta Unik Timnas Indonesia di Piala Dunia 1938 (2)

Intisari-Online.com - Di bawah bimbingan mantan pelatih tim nasional Yugoslavia, Antun 'Toni' Pogacnik, tim nasional Indonesia berhasil ikut piala dunia dan meraih kesuksesan terbesar pada saat itu. Dibalik kesuksesan tersebut, tersimpan beberapa fakta unik Timnas Indonesia di Piala Dunia 1938.

Pemain keturunan Tiongkok jadi andalan

Salah satu fakta unik Timnas Indonesia di Piala Dunia 1938 adalah pada Olimpiade 1956 di Melbourne, ada Tan Liong Houw, Phwa Sian Liong, Kwee Kiat Sek, Thio Him Tjiang, dan Beng Ing Hien. Pelatih tim Indonesia saat itu, Anton Pogacnik, mengaku keempatnya merupakan kunci pertahanan saat tim Garuda menahan imbang Uni Soviet 0-0.

Antun Pogacnik pelatih tersukses

Berkat bimbingan mantan pelatih tim nasional Yugoslavia, Antun 'Toni' Pogacnik, tim nasional Indonesia meraih kesuksesan terbesar. Dibawah bimbingannya, Indonesia mampu menjadi semifinalis Asian Games 1954 di Manila, menahan imbang tim Uni Soviet pada Olimpiade 1956 di Melbourne, dan merebut medali perunggu di Asian Games 1958 di Tokyo. Pogacnik juga nyaris membawa Indonesia melangkah ke putaran final Piala Dunia 1958 di Swedia.

Diplomasi sepak bola Indonesia-Yugoslavia

Sebelum menjadi pelatih, Pogacnik merupakan gelandang bertahan timnas Yugoslavia yang kemudian melatih timnas negara Balkan tersebut. Pada 1954, dia sepakat melatih timnas Indonesia atas permintaan Presiden Soekarno kepada Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito.

Indonesia tolak ladeni Israel

Fakta unik Timnas Indonesia di Piala Dunia 1938 terjadi setelah melewati Tiongkok dalam pertandingan kandang dan tandang, Indonesia lolos ke babak kedua kualifikasi Piala Dunia 1958 Swedia. Pada babak itu, Indonesia tergabung bersama Israel, Sudan, dan Mesir. Namun, sikap politik Indonesia, Sudan, dan Mesir membuat ketiga negara itu menolak meladeni Israel. Israel pun diuntungkan dan melaju ke babak playoff, tahap selanjutnya untuk masuk putaran final di Swedia. Namun, langkah Israel terhenti akibat takluk dari Wales, runner up grup kualifikasi Eropa.

Kiblat ke Belanda dan Eropa Timur

Sejak jaman kemerdekaan hingga sekarang, tim Indonesia telah dilatih oleh sedikitnya 17 pelatih asing. Dari jumlah tersebut, paling banyak berasal dari Belanda dan kawasan Eropa Timur. Ada empat pelatih dari 'Negeri Kincir Angin, yakni mantan arsitek Feyenoord Rotterdam Wiel Coerver, Frans van Balkom, Henk Wullems, dan eks-punggawa timnas Belanda era 1970-an Wim Rijsbergen. Deretan nama tersebut belum ditambah Johannes Christoffel van Mastenbroek yang melatih tim Hindia Belanda pada Piala Dunia 1938.

Adapun pelatih dari Eropa Timur mencakup Antun 'Toni' Pogacnik dari Yugoslavia, Anatoli Polosin asal Rusia, Josef Masopust dari Cekoslowakia, Ivan Toplak dari Yugoslavia, Marek Janota asal Polandia, dan Ivan Kolev dari Bulgaria. Polosin menjadi pelatih asing terakhir yang mampu mengantarkan tim nasional Indonesia merebut medali emas SEA Games 1991 di Manila.

( bbc.co.uk/indonesia via http://nationalgeographic.co.id )