Find Us On Social Media :

Impian Menjadi Poros Maritim Dunia, Alasan Jokowi Pilih Hati Buana Setia Sebagai Lokasi Pidato

By Ade Sulaeman, Rabu, 23 Juli 2014 | 13:00 WIB

Impian Menjadi Poros Maritim Dunia, Alasan Jokowi Pilih Hati Buana Setia Sebagai Lokasi Pidato

Intisari-Online.com – Impian untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia menjadi alasan Jokowi memilih kapal Hati Buana Setia sebagai lokasi pidato perdana dirinya sebagai presiden.

Unik! Itulah pikiran yang muncul saat Jokowi memilih kapal pinisi sebagai tempat menyampaikan pidato perdananya sebagai Presiden RI, Selasa (22/7/2014).(Baca juga: Sumbangan Dana Kampanye Jokowi-JK Terkecil Rp1?

Tidak ada yang spesial dari Hati Buana Setia, nama kapal pinisi tersebut. Hanya kapal angkut yang sehari-hari digunakan untuk mengangkut beragam bahan kebutuhan pokok.

Jokowi “sekadar” merasa tertarik dengan kapal milik seseorang bernama Basalim tersebut saat dirinya berjalan-jalan di Pelabuhan Sunda Kelapa, satu hari sebelum pidato dilakukan.

Dengan waktu yang terbatas, tim kreatif Jokowi-JK berusaha memaksimalkan arena di sekitar Dermaga IX Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, dimana Hati Buana Setia bersandar. Termasuk mempersiapkan panggung untuk wartawan serta lampu sorot dan lampu laser untuk menambah kesan dramatis.

“Dipilihnya tempat ini adalah simbol komitmen dari pasangan ini (Jokowi-Jusuf Kalla) terhadap pembangunan dunia maritim Indonesia,” tulis akun Twitter media center Jokow-JK.

Hal lain yang menarik dari suasana saat pidato kemenangan adalah tidak adanya para relawan ataupun politikus dari partai pendukung Jokowi-JK. Hanya tampak puluha wartawan yang hadir meliput.(Baca juga: Laporan Penerimanaan Dana Kampanye Jokowi-JK 1.008 Halaman, Prabowo Hatta Hanya 10 halaman

Ternyata hal ini disebabkan oleh pandangan bahwa setelah ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI, pasangan Jokowi-JL sudah resmi menjadi milik masyarakat Indonesia, bukan milik kelompok tertentu.

Semoga, komitmen Jokowi-JK untuk menjadikan negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia ini sebagai poros maritim dunia bisa terealisasi. (Kompas, Tempo, Jurnal Maritim)