Find Us On Social Media :

Baha'i, Agama Resmi Ketujuh di Indonesia?

By Moh Habib Asyhad, Jumat, 25 Juli 2014 | 20:30 WIB

Baha'i, Agama Resmi Ketujuh di Indonesia?

Intisari-Online.com - Baha’i atau agama Baha’i sedang ramai diperbincangkan. Apalagi kalau bukan terkait rangkaian kicauan panjang Menteri Agama Lukmanul Hakim Saifudin dalam Twitter-nya, @lukmansaifudin. Lantas muncul pertanyaan, apakah pernyataan Menteri Agama itu ada indikasi menjadi Baha’i agama resmi ketujuh di Indonesia? Lukman sendiri mengatakan masih dalam pengkajian dan proses menerima masukan.

Terlepas dari itu semua, awam tentu saja masih asing dengan istilah ini. Apa sih Baha’i itu?

Secara tersurat Lukman menjelaskan, Baha’i adalah suatu agama, bukan aliran dari suatu agama. Agama ini muncul pertama kali ini Iran pada abad ke-19, tepatnya 1863. Adalah Baha’ullah, penyebar sekaligus tokoh utama Baha’i.(Baca: Iman Kuat Selamatkan dari Badai

Baha’i memandang agama sebagai proses pendidikan bagi umat manusia melalui para utusan Tuhan—yang dalam kepercayaan Baha’i disebut para “Perwujudan Tuhan”. Baha’ullah mengaku sebagai pendidik ilahi yang telah dijanjikan bagi semua umat dan yang dinubuatkan dalam Kristen, Islam, Budha, Hindu, dan agama-agama lainnya.

Dalam pandangan Baha’i, agama memiliki dua aspek, hakiki dan sementara. Aspek hakiki adalah ajaran-ajaran kerohaniaan yang tidak berubah, sedangkan aspek sementara adalah peraturan-peraturan yang diberikan sesuai dengan keperluan zaman.

Di Indonesia, Baha’i masuk melalui tangan dua pedagang dari Persia dan Turki: Jamal Effendi dan Mustafa Rumi. Seperti yang dipaparkan dalam laman resmi Baha’i Indonesia, agama ini independen dan bersifat universal, bukan sekte dari agama lain, seperti yang dipaparkan oleh Lukman Hakim Saifudin, Menteri Agama RI.(Baca: Puasa Menurut Syafii Maarif

Apakah Baha’i menjadi agama resmi ketujuh di Indonesia, mengingat pada 2009 agama ini pernah membuat heboh di Temanggung. Warga menolak keberadaannya karena dianggap sesat. Pemeluk Baha’i menyebut Akhdas sebagai kitab suci mereka, sementara Gunung Karmel di Israel adalah kiblat mereka.