Penulis
Intisari-Online.com -Dalam beberapa pekan terakhir, nama Abu Bakar Al Baghdadi atau yang kerap disebut “Khalifah” sukses mencuri perhatian publik. Apalagi kalau bukan karena aksi terornya bersama Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Meski demikian belum banyak yang tahu latar belakang Al Baghdadi. Mantan pekerja US National Security Agency (NSA), Edward Snowden, seperti dilansir Veteran Today, menyebut, pemimpin ISIS itu ternyata agen Mossad yang berdarah Yahudi.
Nama asli Al Baghdadi adalah Emir Daash alias Simon Elliot alias Elliot Shimon. Simon dilatih dan direkrut oleh Mossad untuk memata-matai serta melancarkan perang urat-saraf dengan masyarakat Arab dan muslim. Masih menurut Snowden, Al Baghdadi sejatinya bekerja sama dengan intelijen Amerika Serikat, Inggris, serta Mossad. Misi utamanya menciptakan sebuah organisasi yang mampu menarik ekstremis di seluruh dunia.
Sebagai penguat bahwa pemimpin ISIS ternyata agen Mossad, media Iran juga nemenukan Al Baghdadi adalah agen yang sangat terlatih. Ia memiliki nama lain Ibrahin ibn Awad ibn Ibrahim Al Badri Arradoui Hoseini.(Baca juga: Mengenal Bachrumsyah Sosok dalam Video ISIS)
Untuk memuluskan aksinya, Al Baghdadi direkayasa terlibat dalam gerakan militer dengan menciptakan kelompok-kelompok ekstrimis di negara-negara yang dianggap sebagai ancaman Israel: Irak, Sudan, Mesir, Tunisia, Suriah, dll. Jika mengacu pada penurutan Snowden, kira-kira seperti itulah proses awal pembentukan ekstrimis macam ISIS.
“Badan intelijen AS, Inggris, Israel, menciptakan organisasi teroris yang bisa menghimpun ekstrimis di seluruh dunia yang diistilahkan dengan ‘the hornet’s nest’,” papar Snowden seperti dilaporkan Global Research.(Baca juga: Sejarah ISIS)
Dengan beragam teror yang dilakukan kelompok ekstrimis itu, Israel akan datang sebagai hero yang menghancurkan ISIS. Skenario sedemikian rupa semata-mata untuk memuluskan langkah Zionis menbangun Israel Raya di seantero Timur Tengah dengan Pemimpin ISIS yang ternyata agen Mossad sebagai salah satu aktor utamanya.