Find Us On Social Media :

Kontroversi PR Matematika Anak Kelas 2 SD di Facebook

By Ade Sulaeman, Senin, 22 September 2014 | 20:45 WIB

Kontroversi PR Matematika Anak Kelas 2 SD di Facebook

Intisari-Online.com - Siapa sangka dari pekerjaan rumah (PR) matematika anak kelas II Sekolah Dasar (SD) mampu memicu diskusi panjang di Facebook. Bahkan ada yang menyebutnya kontroversi PR matematika anak kelas II SD di Facebook. Kok, bisa?

“Kisah” ini berawal saat seorang pengguna Facebook bernama Muhammad Erfas Maulana mengunggah foto sebuah halaman jawaban PR matematika milik adiknya yang baru duduk di kelas II SD.

Dalam keterangan foto tersebut, Erfas menulis “Biasanya murid yang melakukan kesalahan, tapi kali ini saya merasa bahwa guru adek saya lah yang melakukan kesalahan.”

Erfas berkisah saat suatu malam adiknya yang baru duduk di kelas II SD meminta bantuan mengerjakan PR matematika, yaitu soal “4+4+4+4+4+4 = … x … = …”

“Mulai lah saya mengajarkan adek saya cara perkalian yang menurut saya lebih mudah dipahami oleh anak kelas 2 SD, 4+4+4+4+4+4 = 4 x 6 = 24, dengan alasan empatnya ada enam kali. Saat itu saya tidak berpikir posisi angka 4 dan 6, toh hasilnya sama saja, toh soalnya "=....x....=",” tutur mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro itu.

Keesokan harinya sang adik bercerita bahwa PR-nya tersebut hanya mendapat nilai 20 dari 100. “Sontak saya kaget karena saya yakin jawaban adek saya benar semua,” Erfas bercerita.

Ternyata, saat melihat kembali lembar jawaban tersebut, Erfas menemukan masalahnya ada posisi angka 4 dan 6 yang terbalik.

Erfas kemudian mengunggah foto tersebut di Facebook. Lengkap dengan catatan untuk sang guru yang ditulisnya tepat di bawah tulisan PR sang adik.

Ternyata, foto tersebut muncul menjadi kontroversi PR matematika anak kelas II SD di Facebook. Beragam pendapat, baik yang setuju ataupun tidak setuju dengan pendapat Erfas bermunculan.

Menyikapi hal tersebut, Erfas akhirnya berujar “Jadi alangkah baiknya kita saling berpikir terbuka, saling menghargai pendapat masing-masing.” (Facebook,  Merdeka)