Find Us On Social Media :

Brittany Maynard, Pejuang Hak untuk Mati

By Lila Nathania, Jumat, 10 Oktober 2014 | 20:00 WIB

Brittany Maynard, Pejuang Hak untuk Mati

Intisari-Online.com - Hak untuk mati masih menjadi kontroversi di berbagai negara, tak terkecuali salah satu negara paling liberal, Amerika. Meski begitu belakangan ini negeri paman sam dikejutkan oleh kampanye yang dilakukan oleh Brittany Maynard, pejuang hak untuk mati.

Brittany Maynard adalah perempuan berusia 29 tahun yang baru saja melangsungkan pernikahan. Sayangnya di otak Brittany terdapat tumor ganas yang diprediksi akan membunuhnya dalam waktu enam bulan. Kondisi ini justru dimanfaatkannya untuk melakukan kampanye.

Sekarang Brittanny sedang berusaha membuat setiap negara bagian Amerika memberikan hak untuk mati. Jika peraturan ini disetujui oleh pihak legislatif, seseorang bisa mengonsumsi sejumlah obat-obatan yang akan membuatnya mati.

Bagaimana cara kita mendapatkan obat-obatan tersebut? Anda harus didiagnosis sangat sakit oleh dua dokter dan bukan depresi atau cacat. Kondisi seperti inilah yang saat ini sedang dihadapi oleh Brittany Maynard, pejuang hak untuk mati.

Perang pro kontra akan hak ini sebenarnya sudah berlangsung sejak lama. Orang-orang dari kelompok difabel, organisasi agama, penyedia kesehatan, dan lain-lain terus memperdebatkan aturan tersebut. Akan tetapi sejauh ini belum ada tokoh yang semenarik Brittany sehingga kampanye yang dilakukan perempuan ini diperhatikan banyak orang.

Brittany sendiri berencana untuk mengakhiri hidupnya segera setelah ulang tahun suaminya. Ia merasa baik-baik saja dan senang karena memiliki kontrol penuh atas waktu hidupnya. Dengan kisah menarik seperti ini tak heran masyarakat Amerika melihat kampanye Brittany.

Beberapa saat lagi Brittany Maynard, pejuang hak untuk mati, memang akan meninggalkan dunia untuk selamanya. Akan tetapi perjuangannya untuk mendapatkan hak mati tersebut tentu akan dikenang orang untuk waktu yang lama (NBCNews).