Penulis
Intisari-Online.com - Perbedaan sesungguhnya sesuatu yang indah. Pengalaman inilah yang diperkenalkan kepada anak-anak Indonesia peserta gerakan SabangMerauke. Mereka merasakan tinggal bersama dengan orangorang yang berbeda keyakinan untuk merayakan perbedaan.
---
SabangMerauke sendiri merupakan akronim dari “Seribu Anak Bangsa, Merantau untuk Kembali“, ungkap salah satu tim perumus SabangMerauke, Meiske Demitria Wahyu. Gerakan yang dideklarasikan pada 28 Oktober 2012 ini merupakan program pertukaran pelajar antardaerah. Saat libur sekolah, mereka diajak tinggal di orangtua angkat yang berbeda keyakinan dan latar belakang.
Pada kegiatan pertama SabangMerauke (diselenggarakan Juni-Juli 2013) diberangkatkan 10 siswa SMP dari berbagai daerah di Nusantara, untuk diajak ke Jakarta. Peserta yang disebut Anak SabangMerauke (ASM) itu merupakan hasil seleksi dari daerah Indonesia Tengah atau Indonesia Timur, terutama dari daerah yang pernah mengalami konflik horizontal.
Di Jakarta, mereka tinggal bersama keluarga angkat yang disebut Family SabangMerauke (FSM), selama 2-3 minggu. Para FSM juga diseleksi terlebih dulu dengan kriteria anggota keluarga menjunjung tinggi toleransi. Hal ini penting agar mereka bisa menjadi teladan bagi ASM.
Ada berbagai kegiatan untuk para ASM, seperti mengunjungi Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal serta berkenalan dengan profesional dari berbagai kalangan. Mulai dari profesi yang formal seperti Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sampai profesi yang kreatif seperti fotografer Edward Suhadi. Dari kegiatan ini mereka bisa belajar bahwa profesi itu beragam.
Anak-anak itu juga sempat diajak ke Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia untuk merasakan atmosfer kegiatan belajar-mengajar di sana. Sebelum pulang, anakanak menulis janji dan impian mereka. Seperti Apipa, dia menulis, “Saya Apipa, saya berjanji akan mengejar mimpi atau bercita-cita setinggi mungkin dan tidak akan berhenti sekolah sampai kuliah di Kedokteran UI dan juga ingin membahagiakan orangtua.“
Setelah anak-anak mengutarakan janjinya, kertas-kertas janji itu dimasukkan ke dalam sebuah botol kemudian ditanam di tanah dekat Fakultas Ekonomi UI.
-Tulisan tentang gerakan SabangMerauke in ditulis oleh Birgitta Ajeng di Majalah Intisari edisi Februari 2014 dengan judul asli Hidup Serumah Selami Perbedaan-
-bersambung-