Penulis
Intisari-Online.com - Di masa mudanya, Raja Louis XV (1 710 - 1774) dari Prancis sangat dicintai rakyatnya. Namun raja yang naik takhta pada usia lima tahun ini kemudian senang berfoya-foya. Kas negara kosong dipakai mengongkosi para selirnya yang berselera mahal. Berikut ini adalah kisah tentang salah satu dari dua orang selirnya yang paling terkenal, Madame de Pompadour.
---
Madame Lebon, tukang ramal yang sedang naik daun di Paris memperhatikan kartu-kartunya lalu memandang kliennya yang cantik dan banyak disanjung orang. Madame Poisson (poisson artinya ikan), putri seorang tukang daging, membimbing seorang gadis cantik berumur sembilan tahun, Jeanne-Antoinette. Madame Lebon berdiam diri lalu mengungkapkan ramalannya:
"Putri Anda, Madame, tidak akan jadi ratu, tapi hampir seperti ratu ...."
Tak terperikan gembiranya Madame Poisson. Bertubi-tubi ia menciumi putrinya dengan berlinang air mata.
"Petite reinette (ratu kecil)! Petite reinette!
Pada masa itu, tahun 1730, semua orang Prancis mengerti apa artinya menjadi "presque reine" (dibaca: presk ren, artinya hampir seperti ratu) yaitu menjadi kekasih resmi Raja. Kedudukan yang sangat diimpi-impikan oleh banyak ibu yang mempunyai putri. Pada zaman amoral itu banyak suami yang memiliki mimpi mempunyai selir juga seperti junjungan mereka sang Raja.
Sebenarnya sampai berumur 20 tahun Raja Louis XV belum memperlihatkan gejala yang timbul dini pada raja-raja sebelumnya. la tampaknya mencintai istrinya, Marie, yang lebih tua tujuh tahun. Tidak ada tanda-tanda bahwa ia berminat mempunyai kekasih dan menciptakan jabatan presque reine seperti pendahulunya, Louis XIV si Raja Matahari.
Namun waktu itu Jeanne-Antoinette baru berumur sembilan tahun. Ayahnya, Francois Poisson, terpaksa mengungsi selama delapan tahun ke Belgia. Monsieur Poisson yang tadinya bekerja pada perusahaan bangunan dan perbankan yang berpengaruh di Paris ini, dijatuhi hukuman gantung karena perusahaannya terlibat spekulasi tidak terhormat.
Istrinya yang cantik terpaksa berjuang sendiri untuk menghidupi diri dan dua orang anaknya. Tidak heran kalau ia "jatuh" ke tangan seorang kaya bernama C. F. Le Normant de Tournehem. Madame Poisson lantas mampu memberi pendidikan mahal kepada putrinya yang disiapkan untuk jadi presque reine. Jeanne-Antoinette mampu memainkan clavecin (sejenis alat musik seperti piano), berdansa dengan luwes dan membaca puisi. Semuanya dipelajari dari guru-guru kelas tinggi.
Ketika gadis ini berumur 11 tahun, Madame Poisson sangat senang mendengar pada suatu perjamuan Raja mengangkat gelas untuk menghormati seorang wanita tidak dikenal. Artinya ia mempunyai kekasih! Walaupun begitu Raja tetap terus mendapatkan anak dari Marie Leczinska, ratunya yang putri Polandia itu. Dalam waktu tujuh tahun, raja mendapatkan lima orang anak. Tapi sejak tahun 1733 "wanita tidak dikenal" dalam kehidupan raja itu sudah dikenal umum. Ternyata ia bersuami.
Wanita-wanita lain pun menyusul. Madame Poisson bertambah senang sebab artinya semakin terbukalah kemungkinan putrinya kelak mendapat tempat di hati Raja.
-Tulisan ini dimuat di Kumpulan Kisah Misteri 3 Majalah Intisari tahun 2004 dengan judul asli Ketika Ramalah Jadi Kenyataan-
-bersambung-