Find Us On Social Media :

Ketika Ramalan Jadi Kenyataan (3): Suaminya Semaput

By Birgitta Ajeng, Senin, 1 Desember 2014 | 20:15 WIB

Ketika Ramalan Jadi Kenyataan (3): Suaminya Semaput

Intisari-Online.com - Di masa mudanya, Raja Louis XV (1 710 - 1774) dari Prancis sangat dicintai rakyatnya. Namun raja yang naik takhta pada usia lima tahun ini kemudian senang berfoya-foya. Kas negara kosong dipakai mengongkosi para selirnya yang berselera mahal. Berikut ini adalah kisah tentang salah satu dari dua orang selirnya yang paling terkenal, Madame de Pompadour.

---

Hanya beberapa hari kemudian Jeanne-Antoinette berhasil mencapai cita-citanya. Tentu saja suaminya menangis, mengancam dan semaput. Untung Mon sieur de Tournehem berhasil menenangkannya. Berkat paman yang "bijaksana" ini, Monsieur Le Normant d'Etioles tidak sampai datang ke istana, berlainan dengan Marquis de Montespan, yang "menuntut keadilan" ke istana ketika istrinya diambil oleh Louis XIV.

Le Normant d'Etioles dengan sedih tanpa membantah menerima perintah berpisah dengan istrinya tanggal 15 Juni 1745. Istrinya dianugerahi nama manis oleh Raja, Marquise de Pompadour.

Tanggal 14 September tahun itu, marquise baru harus menjalankan upacara perkenalan di keraton. Madame de Pompadour dengan pakaian brokatnya yang berat berlutut tiga kali di hadapan Raja yang memandangnya dengan wajah semu merah, di hadapan Ratu yang menerimanya dengan bersahabat dan di depan Putra Mahkota yang menahan diri.

Sore itu juga mantan Nona Poisson mengirimkan uang 600 livre kepada Madame Lebon, peramal yang telah dengan jitu meramalkan ia akan menjadi kekasih raja.

Madame de Pompadour senang bertemu banyak orang dan melihat banyak hal, sehingga kadang-kadang membuat Louis XV sedikit curiga. Dengan kepiawaiannya bermain musik dan melukis, dengan keanggunannya dan seni berbicaranya yang dipelajari dari Voltaire dan Fontenelle, "parvenue" (pendatang baru) ini mengalahkan pesona bangsawan Paris mana pun. Wanita yang dilahirkan "di lumpur" ini mampu menanjak hampir mencapai takhta.

Ia menyesuaikan diri dengan setiap situasi, luwes menghadapi pelbagai lingkungan, mampu berperan sebagai kekasih, artis, wanita politik, bahkan ibu rumah tangga yang jujur. Seorang perempuan yang selalu berusaha gembira dan membuat orang lain gembira. Berita kemenangan umpamanya, sesudah dilaporkan kepada Raja, bukannya dilaporkan kepada Ratu tapi malah kepada Madame de Pompadour!

la tetap menjadi pelindung filsuf dan seniman seperti Voltaire dan Montesquieu. Voltaire berkat pengaruhnya diangkat menjadi penulis sejarah kerajaan dan dimasukkan ke Academie Frangaise yang terkenal itu.

Seleranya yang baik tampak dari dekorasi di pelbagai kediamannya, terutama Hotel Bellevue dekat Saint Cloud dan perluasan Hotel d'Evreux yang kini menjadi Istana Elysee itu. la mempunyai "mania" yang sama dengan Louis XV dalam membangun gedung-gedung dan pertamanan. Ia juga ikut mendirikan Ecole Militaire tempat seorang kadet dari P. Korsika bernama Napoleon Bonaparte belajar beberapa tahun kemudian.

Pengaruhnya dalam politik mungkin terlalu dibesarbesarkan. Tapi memang ia tersangkut dalam pemberhentian dan pengangkatan menteri-menteri. Sedangkan mengenai politik luar negeri pengaruhnya terbatas.

la menaruh perhatian pribadi pada pembangunan pabrik barang pecah-belah Sevres yang terkenal sampai abad XXI ini.

-Tulisan ini dimuat di Kumpulan Kisah Misteri 3 Majalah Intisari tahun 2004 dengan judul asli Ketika Ramalan Menjadi Kenyataan-

-selesai-