Serba Khasiat Jahe dan Lengkuas, dari Mabuk Hingga untuk Luluran

Moh. Habib Asyhad

Penulis

Rimpang jahe sudah dimanfaatkan untuk berbagai khasiat seperti batuk kering dan radang, serta mengatasi mabuk.

Intisari-Online.com – Kalau di malam yang dingin kita minum segelas wedang jahe, ronde, bandrek, atau esteemje alias susu-telur-madu-jahe, sudah pasti badan terasa hangat.

Khasiat ini memang paling populer yang dimiliki oleh jahe (Zingiber officinale). Tetapi masih banyak khasiat jahe lainnya seperti untuk menyembuhkan batuk kering dan radang tenggorokan, serta sebagai tonikum.

Selain itu jahe juga menambah nafsu makan dengan merangsang selaput lendir perut besar dan usus. Bagi yang sering menderita mabuk, darat atau laut, jahe bermanfaat mencegah mabuk.

Bahkan ada pakar yang menyatakan, tanamah ini bermanfaat pada kasus iritasi ginjal. Sebagai obat luar, parutan jahe juga bisa dipakai sebagai kompres untuk mengobati rematik dan sakit kepala.

Baca juga: Dari Nyeri Otot Sampai Migrain, Inilah Daftar Penyakit yang Bisa Lenyap Jika Kita Konsumsi Jahe Setiap Hari

Rimpang tanaman terna ini sudah umum dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia.

Penggunaannya dalam pengobatan pun sudah dilakukan sejak zaman baheula. Kini, negara-negara Barat juga melakukan penelitian terhadap tanaman ini untuk digunakan dalam pengobatan.

Di Denmark, tanaman ini diteliti untuk mendapatkan senyawa aktif yang bisa digunakan untuk mengatasi rematik, dan berhasil.

Namun, jahe sebenarnya lebih populer sebagai bahan makanan dan minuman.

Di Jepang rebungnya dijadikan bahan sayur, acar, atau asinan. Hasil olahan itu sangat populer karena aroma dan cita rasanya khas.

Baca juga: Konsumsilah Jahe Setiap Hari dan Beberapa Penyakit Ini akan Menjauh dari Hidup Anda

Terhadap tubuh, makanan dari rebung jahe membantu menyehatkan badan, memperlancar air seni, dan memperbaiki sistem pencernaan.

Di Indonesia mungkin baru orang Manado yang memanfaatkan rebung sebagai salah satu pendamping nasi untuk lalapan didampingi sambal pedas.

Cara memakannya selalu diikuti dengan meminum saguei (semacam tuak). Terkadang rebung jahe terlebih dahulu dimasukkan ke dalam saguer, dan supaya awet ke dalamnya diberi sedikit garam. Dengan ialapan macam ini, konon tenaga kita menjadi berlipat ganda.

Sementara rimpang jahe juga bisa diolah jadi manisan.

Caranya, jahe yang sudah dibersihkan dimasak dalam air gula selama 2 - 3 jam. Setelah itu dipindahkan ke suatu tempat dan dibiarkan beberapa hari. Jahe dimasak kedua kalinya dalam larutan gula seperti ketika memasak pertama.

Baca juga: Perhatikan, Sebaiknya Minuman Jahe Tidak Diseduh dengan Air Panas

Setelah ditiriskan dan dingin, manisan jahe ini siap dinikmati. Pada masa lampau, cara ini digunakan di Kanton, Cina, untuk keperluan ekspor.

Di tempat Iain tentu caranya berbeda, bahkan lebih rumit.

Dengan cara itu manisan jahe masih dirasakan terlalu pedas. Ada cara mengurangi kepedasannya seperti yang dilakukan di Jamaika, yaitu direndam dalam air mengalir selama 12 jam.

Cara lain, jahe yang telah dibersihkan direndam dan ditusuk-tusuk dengan jarum dalam air asin selama 24 - 48 jam. Lalu direndam dalam air beras selama satu malam.

Berikutnya direndam lagi dalam air bersih selama 5 - 10 hari dan setiap 12 jam airnya diganti. Hasilnya siap dijadikan bahan manisan.

Baca juga: Konsumsi Jus Wortel dan Jahe Setiap Hari, Beberapa Masalah Kesehatan akan Segera Tuntas

Tanaman rimpang lainnya yang juga biasa dijadikan makanan adalah lengkuas (Alpinia galanga) putih.

Bunga tanaman ini bisa dimakan mentah atau diawetkan dengan sayuran lain menjadi acar.

Namun, pemanfaatannya cuma sebatas itu, pun tidak terlalu populer.

Rimpang lengkuas putih lebih populer sebagai salah satu bagian bumbu penyedap makanan. Lengkuas juga sering digunakan sebagai bagian bahan saos.

Sementara lengkuas merah lebih terkenal sebagai tanaman berkhasiat obat. Rimpang ini, yang dimasak dengan cuka encer, dapat dijadikan minuman untuk wanita yang baru melahirkan karena dapat mempercepat pembersihan rahim.

Bila dicampur dengan bawang putih yang telah dilumatkan dengan perbandingan 4 - 5 : 1 dan dimasak dengan sedikit cuka, lengkuas bisa menjadi obat kurap dengan cara dioleskan pada kulit yang terserang kurap.

Bahkan bila diremas-remas dengan - cuka dan dioleskan seperti lulur, lengkuas mampu menyingkirkan bercak-bercak kulit dan tahi lalat. (Dari pelbagai sumber/Gde – Intisari Juni 2000)

Baca juga: Inilah 8 Penyakit yang Dapat Disembuhkan dengan Ramuan Jahe, Bawang Putih, Madu, dan Begini Cara Meramunya!

Artikel Terkait