Penulis
Intisari-Online.com - Bocah keturunan Indonesia, Yuma Soerianto memamerkan fotonya bersama CEO Apple, Tim Cook, di akun Twitter pribadinya.
Foto tersebut diambil di sela-sela acara kumpul developer tahunan, Worldwide Developer Conference (WWDC 2018) yang diselenggarakan perusahaan teknologi raksasa Apple di San Jose, Minggu (3/6/2018).
Yuma bukan pengunjung biasa di acara itu, ia adalah penerima beasiswa termuda yang mendapat kesempatan untuk menghadiri pergelaran akbar pengembang aplikasi Apple tersebut.
Ajang WWDC 2018 menjadi ajang kedua bagi Yuma, setelah tahun lalu ia juga mendapat kesempatan yang sama dan tetap menjadi programer Apple termuda.
Baca juga:(Foto) Ada Tangan-tangan Penuh Luka dari para Buruh Ini di Balik 'Keindahan' Produk-produk Apple
Keikutsertaannya di San Jose tahun lalu menarik perhatian Cook. Tak hanya karena ia menjadi yang paling belia, Cook juga terkesan dengan beberapa aplikasi yang dibuat Yuma.
Kala itu, Yuma membuat aplikasi untuk membantu orangtuanya menentukan harga sebuah barang yang sudah disesuaikan dengan penjual lokal dan pajak.
Harga akan disajikan dalam bentuk konversi mata uang yang digunakan.
Tak cukup sampai disitu, Cook juga kagum dengan keterampilan Yuma yang berhasil membuat aplikasi hanya dalam hitungan jam.
"Dan kamu membuatnya di pesawat dalam perjalanan dari Australia ke AS? Wow. Kamu bisa membuat aplikasi dalam hitungan jam. Saya terkesan. Saya tak sabar melihat karyamu selanjutnya," puji Cook kala itu.
Khusus untuk membuat aplikasi yang diikutsertakan dalam WWDC 2017, Yuma mengaku hanya menghabiskan waktu dua minggu saja.
Beberapa ilmu ia dapatkan dari WWDC 2017, seperti ARKit (Augmented Reality) dan SceneKit (3D Graphics Engine).
Belajar pemrograman lewat YouTube
Pemegang sabuk hitam taekwondo ini mulai tertarik dengan dunia coding sejak usia enam tahun dan berhasil membuat sebuah situs web.
Materi coding didapatkannya dari YouTube, karena menurutnya saat itu tidak ada sekolah di Australia yang mengajarkan pemrograman untuk membuat aplikasi.
Selama belajar, ia menggunakan bahasa pemrograman Swoft Playgrounds yang tersedia gratis untuk perangkat iPad, seperti dirangkum KompasTekno dari MakeMac.
Pada usia tujuh tahun, ia mulai belajar menggunakan bahasa pemrograman Javascript dan membuat sebuah aplikasi game.
Aplikasi pertamanya diciptakan tahun 2016 lalu dan kini tercatat ada tujuh aplikasi yang nangkring di App Store.
Beberapa aplikasi tersebut adalah Let's Stack, Let's Stack AR, Hunger Button, Kid Calculator, Weather Duck, Pocket Poke, dan Fireworks Builder AR.
Dalam sebuah wawancara dengan Radio National ABC, Yuma mengaku ingin membuat aplikasi yang bisa mengubah dunia.
"Siapa saja bisa melakukan coding, bila kita sabar melakukannya dan senang melakukannya," aku Yuma.
Ia pun membagikan ilmunya melalui kanal YouTube miliknya, "Anyone Can Code" yang bisa dikunjungi melalui tautan berikut.
Asal Indonesia
Meskipun lama tinggal di Australia, keluarga Yuma sejatinya berasal dari Indonesia.
Ayah Yuma, Hendri mengungkapkan jika dirinya berasal dari Jakarta dan menetap di Melbourne selama kurang lebih sembilan tahun.
"Kami tinggal di Singapura selama ini dan Yuma lahir di sana. Kami pindah ke Australia ketika Yuma berusia tiga tahun," kata Hendri.
Saat ini, Yuma masih melanjutkan sekolahnya di Middle Park Primary School di Melbourne.
Prestasi Yuma tak cukup di WWDC. Ia juga pernah menjadi pembicara di ajang World Youth Forum 2017 di Mesir dan acara teknologi kreatif PauseFest 2018 di Melbourne. (Wahyunanda Kusuma Pertiwi)
(Artikel ini telah tayang di kompas.comdengan judul "Programer Bocah Asal Indonesia Pamer Foto Bersama CEO Apple")
Baca juga:Agar Rekan-rekannya Bisa Berbuka Puasa, Penjaga Gawang Timnas Tunisia Ini Pura-pura Sakit