Ketika Pasukan Komando Inggris Membantai Tentara Argentina dalam Perang Brutal di Falkland pada 1982

Moh. Habib Asyhad

Penulis

Pertempuran berdarah Mount Longdon mulai berakhir setelah bunker tempat komandan Argentina, Mayor Corrizo Salvadores, terhantam rudal jenis Milan.

Intisari-Online.com -Inggris dikenal sebagai negara yang sangat melindungi wilayah jajahan atau pulau-pulau yang pernah ditemukan selama era penjelajahan.

Salah satu wilayah jajahan itu adalah Kepuluan Falkland yang berlokasi di dekat Argentina.

Tahun 1982, Falkland tiba-tiba direbut oleh Argentina.

Inggris pun murka dan kemudian mengirim kekuatan militer dalam jumlah besar menempuh jarak hampir 13 ribu km untuk merebut Falkland.

Pertempuran antara militer Inggris dan Argentina berlangsung sengit, khususnya ketika pasukan Para Komando Ketiga (3th Para Comamndos) Inggris mengonsentrasikan kekuatannya untuk menggempur pertahanan Argentina yang cukup kuat di Mount Longdon.

Pasukan Para Komando Ketiga yang diperkuat enam peleton itu dipimpin Letkol HWR Pike.

Unit ini dipersenjatai dengan unit senapan mesin GOMG, rudal antitank Milan, mortir 81 mm, dukungan enam meriam artileri gunung 105 mm, dan tembakan meriam kapal dari frigat HMS Avenger (F185).

Baca juga:Hubungan dengan Indonesia Menegang, Inggris Sempat Berniat Hancurkan Seluruh Pangkalan Militer TNI

Selain enam peleton pasukan Para Komando, mereka juga dibantu oleh pasukan 29 Cdo Regt RA dan pasukan cadangan dari Para Komando Kedua (2th Para).

Sedangkan pasukan Argentina yang bercokol di Mount Longdon berasal dari 7th Infantry Regiment dan dipersenjatai senapan mesin berat, mortir, dan meriam artileri.

Sniper yang mengendap dari arah ketinggian, bukit Wireless Ridge, juga turut mendukung dan bertugas menyergap pasukan Inggris yang berupaya merayap naik ke Mount Longdon.

Untuk menggempur posisi Argentina yang terdiri atas tentara cukup terlatih dan masih memiliki semangat tempur tinggi serta bertahan di parit-parit, Letkol Pike merancang serangan dadakan pada malam hari.

Lewat perlindungan gelapnya malam dan dinginnya salju, Pike menggelar doktrin tempur senyap dengan mengutamakan pemakaian pisau bayonet.

Baca juga:Ketika Bung Karno Punya Rudal Pertahanan Udara SA-2 Buatan Rusia, Pesawat Pembom Nuklir Inggris pun Tidak Berani Menyerang Jakarta

Konsentrasi pasukan lalu dipusatkan ke tiga titik serbuan yang dinamai nama sandi permainan rugby, seperti Fly Half, Full Back, dan Wing Forward.

Pasukan Argentina yang berlokasi di Mount Longdon akan diserbu pasukan Grup B. Sedangkan Wing Forward yang merupakan posisi pasukan Argentina di Wireless Ridge akan disikat pasukan Grup A dan C.

Pada hari yang telah ditentukan, tiga regu pasukan mulai bergerak secara intensif sambil melakukan pengintaian terhadap posisi pasukan Argentina.

Salah satu tugas pasukan pengintai Inggris adalah mendeteksi lahan yang telah ditanami ranjau.

Mengingat di sebelah selatan dan timur Wireless Ridge yang merupakan jalur strategis ke Mount Longdon sudah dipenuhi ranjau, Letkol Pike memerintahkan pasukannya menyerbu dari arah barat.

Serbuan awal ke Mount Longdon dimulai dengan majunya pasukan Grup B yang terdiri atas Peleton 4, 5, dan 6. Mereka bergerak dalam gelapnya malam dan berada di medan yang dipenuhi ranjau, semua peleton harus bergerak maju tanpa suara.

Tiba-tiba salah satu personel Peleton 4 menginjak ranjau dan memunculkan ledakan.

Pasukan Argentina yang siaga dan kaget langsung melontarkan tembakan gencar. Perang sengit pun pecah di malam yang gelap dan sangat dingin itu.

Peleton 6 yang bergerak maju juga mendapat tembakan gencar senapan mesin Argentina yang tersembunyi di balik bunker disusul tembakan jitu para sniper Argentina yang dilengkapi teropong malam.

Akibatnya sejumlah tentara Inggris dari Peleton 6 berhasil ditumbangkan dan terpaksa bergerak mundur.

Baca juga:Rahasia Tersembunyi dari Istana Keluarga Bangsawan Inggris: Banyak Kisah Mistis yang Menyelimutinya

Sementara Peleton 4 dan 5 yang dilengkapi senjata antitank dan bergerak dari arah barat.

Mereka berhasil menghancurkan salah satu bunker senapan mesin Argentina kendati diwarnai korban tewas, di bawah siraman peluru senapan mesin.

Peleton 4 yang gigih bertempur sampai kehilangan satu prajurit dan komandannya, Sersan McKy.

Peleton 5 yang terus merayap majudan kemudian mendapat dukungan tembakan Peleton 4 juga mengalami kesulitan dan gagal menghancurkan bunker senapan mesin.

Mayor Argue yang mengomandani Grup B mau tak mau harus menarik mundur pasukannya dan kemudian meminta bantuan tembakan artileri dan meriam dari kapal laut.

Tembakan bantuan tempur itu membuat pasukan Grup B mampu bergerak maju lagi dan posisi mereka kini sudah berada di jalur serbuan antara Mount Longdon dan Wireles Ridge.

Kesulitan juga dialami pasukan Grup A. Gempuran gencar senapan mesin Argentina mengakibatkan tewasnya sejumlah tentara yang masih berumur 17-18 tahun .

Grup A bahkan sampai ditaerik mundur sambil menunggu perkembangan gerakan pasukan Grup B.

Setelah mendapat dukungan tembakan artileri dan senapan mesin berat, Peleton 1 dan 2 secara perlahan mulai membangun serangn lagi.

Dengan strategi tempur senyap mereka merayap mendekati bunker Argentina, melempar granat dan menghabisi sisa pasukan Argentina dengan tusukan bayonet.

Melihat gerak maju dan keganasan pasukan Inggris, pertahanan Argentina muai kendor. Sejumlah tentara yang ketakutan akhirnya memilih kabur.

Peleton 3 yang terus bergerak maju sambil melakukan pembersihan, berhasil menguasai Wireless Ridge.

Kendati terus dihujani tembakan artileri dan senapan mesin, Peleton 3 berhasil mencapai Mount Longdon dan mulai membangun pertahanan.

Serbuan dadakan dengan cara menggasak pasukan Argentina yang bertahan di parit-parit terus dilanjutkan di medan tempur Mount Longdon.

Sebenarnya ketika pasukan Para Komando menyerbu maju sambil memekikkan semangat tempur, mereka sempat melewati ladang ranjau.

Tapi pemicu ranjau macet karena tertutup lapisan es dan hanya satu dua ranjau yang bisa meledak.

Dari 1.500 ranjau yang dipasang dan kemudian berhasil diamankan pasukan Para Komando, memang hanya dua yang meledak.

Jika ribuan ranjau yang ditanam itu tidak terganjal lapisan es dan semuanya meledak, jalannya Perang Falkland bisa lain dan korban di pihak Inggris pasti banyak.

Perang brutal yang terjadi dalam jarak dekat terus mewarnai medan perang Mount Longdon.

Tragedi penggranatan bunker dan disusul tusukan maut bayonet terhadap pasukan Argentina makin sering terjadi.

Tentara Argentina yang kurang dilatih untuk pertempuran satu lawan satu itu makin ciut nyalinya. Kebanyakan memilih kabur dari bunker atau menyerah.

Peleton-peleton kecil marinir Argentina yang masih mencoba melawan cenderung disikat habis pasukan Para Komando.

Tapi perlawanan mati-matian sisa pasukan Argentina di Mount Longdon tetap saja menimbulkan korban.

Pertempuran berdarah Mount Longdon mulai berakhir setelah bunker tempat komandan Argentina, Mayor Corrizo Salvadores, terhantam rudal jenis Milan.

Dalam tempo tak kurang dari 12 jam, Mount Longdon akhirnya jatuh ke tangan pasukan Letkol Pike.

Akibat pertempuran sengit dan terkenal brutalnya itu, 3th Para kehilangan 18 personel dan sekitar 50 lainnya luka-luka.

Sedangkan Argentina kehilangan 31 personel, 120 luka-luka dan sekitar 55 lainnya ditawan.

Artikel Terkait