Penulis
Intisari-online.com - Qatar dikabarkan tengah bernegoisasi dengan Rusia untuk membeli sistem pertahanan udara S-400.
Sistem rudal antibalistik yang oleh NATO dijuluki 'Growler ' tersebut sangatlah canggih.
Ia mampu mendeteksi segala macam serangan musuh. Mulai dari roket, jet, bomber, helikopter, hingga segala sistem serangan udara dari radius 580 kilometer.
Karena tidak berbasis radar maka alat ini tidak beroperasi satu arah seperti sistem-sistem lain.
Meski begitu, S-400 mampu mendeteksi setiap benda yang datang atau pergi dari lingkaran berdiameter 580 kilometer.
Kompetitor utamanya, MIM-104 Patriot asal AS, hanya mampu melakukan hal serupa dengan jarak 177 kilometer dari satu arah.
Hingga saat ini ini belum ada jet tempur generasi kelima dan bomber yang bisa melewati zona S-400 tanpa terdeteksi.
Tak pelak, rencana Qatar membeli sistem pertahanan udara yang begitu menakutkan ini bikin berang Arab Saudi.
Bahkan Arab Saudi mengancam akan melakukan serangan militer ke tetangganya tersebut andai nekat bersikukuh membeli S-400.
Seperti diketahui, sejak Juni 2017, Qatar dimusuhi oleh Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir.
Pasalnya, Doha menjalin kerja sama dengan Iran, seteru terbesar Arab Saudi saat ini.
BACA JUGA:Di Indonesia Biasa, Namun Jika Anda Melakukan 6 Hal Ini di Arab Saudi, Anda Akan Dipenjara
Seperti dikutip dari koran Prancis Le Monde, ancaman Riyadh muncul dalam surat Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud yang ditujukan kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Isi surat tersebut mengungkapkan keprihatinan Riyadh terkait pembicaraan yang sedang berlangsung antara Moskow dan Doha soal pembelian sistem pertahanan udara canggih itu.
Raja Saudi khawatir tentang konsekuensi dari akuisisi Doha terhadap sistem rudal pertahanan S-400. Riyadh merasa sistem itu bisa mengancam keamanan Riyadh.
"(Dalam situasi seperti ini), Kerajaan (Arab Saudi) akan siap untuk mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menghilangkan sistem pertahanan ini, termasuk tindakan militer," kata Raja Salman dalam suratnya.
Koran Prancis itu memperoleh konten surat Raja Salman melalui sumber yang dekat dengan Istana Elysee.