Find Us On Social Media :

Perlukah Antibiotik untuk Sakit Tenggorokan?

By K. Tatik Wardayati, Senin, 7 Oktober 2013 | 12:57 WIB

Perlukah Antibiotik untuk Sakit Tenggorokan?

Intisari-Online.com – Meskipun penggunaan antibiotik dibatasi, masih banyak dokter yang meresepkan antibiotik untuk penyakit yang sebenarnya tidak bereaksi terhadap obat ini. Demikian laporan dari peneliti Harvard.

Antibiotik hanya bekerja melawan infeksi bakteri, namun obat ini diresepkan 60 persen untuk sakit tenggorokan dan 73 persen untuk bronkitis. Kondisi yang biasanya disebabkan oleh virus, kata para ilmuwan.

“Untuk sakit tenggorokan, antibiotik hanya diresepkan sekitar 10 persen saja,” kata penulis penelitian, Dr. Jeffrey Linder, seorang peneliti di divisi kedokteran umum dan perawatan primer di Brigham and Women's Hospital, Boston, seperti dilansir WebMD.

Meskipun U.S. Centers for Disease Control and Prevention mendorong penggunaan yang tepat dari antibiotik, penggunaannya untuk sakit tenggorokan hanya turun dari sekitar 70 persen dari kunjungan dokter pada tahun 1990 menjadi 60 persen.

Penggunaan untuk bronkitis malah lebih banyak. Antibiotik diresepkan sebanyak 73 persen, padahal tingkat resep yang tepat untuk bronkitis, sesuai pedoman, adalah nol. Dan itu tidak berubah sama sekali selama 30 tahun terakhir. Demikian tambah Linder.

Linder berpikir angka ini tetap tinggi karena, di satu sisi, pasien menuntut antibiotik dari dokter dan di sisi lain, dokter tidak ingin melewatkan kondisi yang lebih serius seperti pneumonia atau radang tenggorokan.

Sebagian besar sakit tenggorokan, dan hampir semua kasus bronkitis, akan baik dengan sendirinya. Bila antiobiotik digunakan, maka akan menyebabkan lebih banyak bakteri resisten terhadap antibiotik, dan tubuh telah mengembangkan perlawanan ketika tubuh benar-benar membutuhkan antibiotik.