Bakmi Berbahaya, Cabai Tidak

K. Tatik Wardayati

Penulis

Bakmi Berbahaya, Cabai Tidak

Intisari-Online.com – Untuk menjaga kesehatan pencernaan, dr. H. Chudahman Manan, DSPD, konsultan gastroentero serta patologi saluran cerna dan hati RSCM FKUI, menyarankan, hendaknya membiasakan hidup dan makan secara teratur. Bila timbul gejala sakit perut, untuk sementara memang bisa dibantu dengan obat-obatan yang tersedia di rumah. Karena asam lambung menurun segera setelah makan dan naik lagi 1 – 3 jam setelah makan, maka obat maag sebaiknya dikonsumsi lebih kurang satu jam setelah makan. Obat sirup lebih cepat menyerap dibandingkan dengan obat tablet. Pil mengandung antasida, sebaiknya tidak diminum berbarengan dengan antibiotik karena dikhawatirkan akan membentuk kompleks tak larut. Bila setelah 2 – 3 hari gejala tetap ada, hendaknya segera memeriksakan diri ke dokter.

Kambuhnya penyakit maag dapat dihindarkan dengan mengatur waktu makan. Sebaiknya penderita makan sedikit demi sedikit tapi sering. Bila Anda sering menderita sariawan hendaknya tidak terburu-buru minum vitamin C, sebab bisa jadi gara-garanya gangguan pada pencernaan yang disebabkan jamur, bakteri, atau alergi.

Tentang benar tidaknya cabai dan makanan bercuka merupakan pantangan bagi gangguan penceraan, dr. Manan menyatakan, “Saya tidak membiasakan pasien untuk berpantang segala macam makanan. Kalau sedang kambuh, sebaiknya untuk seminggu dua minggu berpantang, tapi setelah sembuh silakan makan kembali asalkan dalam jumlah yang seimbnag.” Cabai sebenarnya mempunyai kemampuan melindungi mokusa lambung. Cuma ada konsentrasi-konsentrasi tertentu yang tajam.

Sebaiknya hindari makan bakmi berlebihan, khususnya dalam keadaan perut kosong, karena air abu yang menguningkan bakmi sangat tajam bagi lambung. Sebaliknya, makanan berserat yang banyak terdapat pada sayuran dan buah-buahan sangat dianjurkan untuk membantu kerja alat pencernaan.

Menurut dr. Manan, para pengidap sakit maag yang menjalankan puasa di bulan Ramadhan tidak perlu terlalu khawatir. “Dalam keadaan tenang dan banyak berdoa, insya Allah kondisi kesehatan kita akan lebih baik,” katanya. Asalkan di waktu buka puasa menghindari makanan yang terlalu merangsang: mengandung lemak tinggi, terlalu pedas atau asam.Jangan lupa untuk makan vitamin selama menjalankan ibadah puasa ditambah obat penghambat produksi asam lambung dosis ringan bila perlu. (Intisari)