Penulis
Intisari-Online.com -Tak penting kita jago masak atau tidak. Yang paling penting adalah, melalui dapur kita ternyata bisa memulai pola hidup yang ramah lingkungan. Sadar tidak sadar, saat kita menerapkan gaya hidup “hijau” di dapur, sebetulnya pada saat bersamaan kita juga menerapkan gaya hidup hemat dan sehat.
Di dapur, ada beberapa bagian penting yang perlu mendapat perhatian, supaya rumah kita lebih ramah terhadap lingkungan.
Kulkas
Menurut perhitungan organisasi lingkungan internasional, Greenpeace, perabotan yang paling banyak mengonsumsi listrik adalah kulkas. Sejatinya itu bisa dijinakkan, asal kita tahu beberapa hal berikut.
- Jika mungkin, atur suhu pada bagian refrigator (pendingin untuk menyimpan sayur dan buah) pada suhu 3-5 derajat celcius. Sementara bagian freezer pada suhu -17 sampai -15 derajat celcius. Itu suhu optimal yang paling efesien.
- Jangan terlalu sering dan terlalu lama membuka pintu kulkas. Makin lama pintu dibuka, makin banyak udara dingin di dalam kulkas akan bertukar dengan udara hangat dari luar. Akibatnya, suhu dalam kulkas akan naik, lalu kulkas akan lebih bekerjakeras dan mengonsumsi energi yang lebih.
- Jangan taruh kulkas di ruangan hangat. Misalnya dekat kompor, sinar matahari, atau yang lain yang menghasilkan panas.
- Jaga karet pintu kulkas tetap bersih. Karet ini tujuannya menjaga kulkas kedap udara.
- Pilih kulkas yang hemat listrik. Biasanya harganya lebih mahal dan lebih tahan lama.
- Jangan membeli kulkas yang kapasitasnya jauh lebih besar dari kebutuhan. Satu lagi, jangan biasakan memasukkan apa pun dalam kulkas.
- Jangan masukkan masakan panas atau hangat ke dalam kulkas. Suhu panas makanan akan memaksa kulkas bekerja ekstra.Artikel ini pernah ditulis di Intisari, edisi Extra Go Green, oleh M. Sholekhudin dengan judul "Ramah Lingkungan Dimulai dari Dapur".