Penulis
Intisari-Online.com -Rene Spitz, dokter anak dan psikiater dari Amerika, melaporkan, bayi yang banyak memperoleh sentuhan, khususnya dari ibu, jarang mengalami simptom hospitalismus (gangguan yang sering dialami bayi yang tinggal di panti asuhan, seperti radang telinga tengah, campak, gangguan usus, dll).
Pengamatan T. Field seperti dikutip dr. J. David Hull, ahli virologi mulekuler dari Inggris, dalam makalah berjudul Touch Therapy: Science Confirms Instinct, menyebutkan terapi pijat 30 menit per hari bisa mengurangi depresi dan kecemasan. Tidurnya pun bertambah tenang.
Terapi pijat 15 menit selama enam minggu pada bayi usia 1-3 bulan juga meningkatkan kesiagaan (alertness) dan tangisnya berkurang. Ini akan diikuti dengan peningkatan berat badan, perbaikan kondisi psikis, berkurangnya kadar hormon stres, dan bertambahnya kadar serotonin.
Meningkatnya aktivitas neurotransmiter serotonin ini akan meningkatkan kapasitas sel reseptor yang mengikat glucocorticoid (adrenalin). Proses ini menyebabkan terjadinya penurunan kadar hormon adrenalin (hormon stres), dan selanjutnya akan meningkatkan daya tahan tubuh.
Lebih dari itu, sentuhan, belaian, dan pijatan akan mempererat ikatan kasih sayang orang tua dengan anak. Terhadap perkembangan emosi anak, sentuhan orang tua merupakan dasar perkembangan komunikasi, yang akan memupuk cinta kasih timbal-balik, dan menjadi penentu bagi anak untuk menjadi anak yang berbudi pekerti dan percaya diri. Lagi pula ia akan merasa aman karena merasa yakin memiliki kasih sayang dan perlindungan dari orang tua.
Untuk kasus tertentu, pijat bayi juga dapat memberikan manfaat tambahan. Bagi pasangan yang masih remaja (teenage parents), pijat bayi mendongkrak rasa percaya diri dan rasa penerimaan atas keadaannya menjadi orang tua, serta meningkatkan harga diri sebagai orang tua. Bagi orang tua angkat, pijat bayi membantu menciptakan ikatan yang lebih kuat dengan bayinya.
Mereka akan lebih cepat mengenal dan merasakan bahwa keduanya saling terikat dalam satu keluarga.
Untuk mengurangi kolik - yang biasanya ditandai dengan tangis melengking - orang tua dianjurkan memijat bayinya ketika kolik ber- langsung, dan setiap kali sebelum bayi tidur. Dengan memijat, interaksi bayi dengan orang tua lebih positif, dan bayi menjadi lebih tenang, serta waktu tidur dan bangunnya lebih teratur.
Selain dapat melegakan saluran napas yang menyempit karena asma, pijatan juga terbukti mampu mengurangi perasaan gelisah dan depresi sehingga serangan asma berkurang. Bahkan pemijatan pada bayi dari ibu HlV-positif dapat lebih menaikkan berat badan dan meningkatkan perkembangan motorik bayi.
Artikel ini pernah ditulis di Intisari edis Kumpulan Artikel Kesehatan Anak 2002, oleh dr Audrey Luize, dengan judul asli "Pijat Bayi, Terapi Multifungsi"