Find Us On Social Media :

Inilah Efek Suara Terhadap Kesehatan

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 16 Januari 2014 | 15:00 WIB

Inilah Efek Suara Terhadap Kesehatan

Intisari-Online.com - Suara di sekeliling Anda bukan hanya memecah kesunyian namun beberapa mungkin memeriahkan hari. Suara-suara yang tak bisa lepas dari keseharian, mulai suara kendaraan, musik, suara orang bicara bahkan hingga suara orang bergumam tak luput dari pendengaran. Namun faktanya, suara-suara ini punya efek kepada kesehatan fisik dan psikis. Pionir peneliti suara dan psikolog lingkungan, Arline Bronzaft, dari City University New York mengatakan, "Ketika telinga menangkap suara dan gelombang lalu mengirimkannya ke lobus temporalis untuk proses interpretasi, otak akan menentukan apakah suara tersebut tidak diinginkan, tidak menyenangkan atau menganggu." Berikut tujuh cara bagaimana suara bisa berdampak pada kesehatan fisik dan mental seseorang, seperti dilansir oleh huffingtonpost. 1. Berdampak pada kemampuan belajar anak. Pada sebuah studi klasik mengenai level suara dan proses belajar, para peneliti mengamati anak-anak di dua kelas tingkat sekolah dasar di Inwood, New York. Sekolah dasar ini berdekatan dengan jalur kereta api. Anak-anak ini dibagi dalam dua kelompok. Satu kelompok ditempatkan di ruang kelas berhadapan dengan jalur kereta, sementara kelompok satunya ditempatkan di ruang yang lebih sepi di gedung sekolah tersebut. Menurut pemimpin penelitian, Bronzaft, suara di sekitar lingkungan sekolah cukup menganggu pengajar. Para guru hanya bisa menggunakan 11 persen waktunya untuk mengajar di ruang kelas yang berisik. Untuk menambah bukti mengenai keterkaitan proses belajar dengan suara, Bronzafit kembali ke ruang kelas setelah jam sibuk kalangan bekerja. Peneliti juga menambah suara dari perbaikan panel atap sekolah. Ia mendapati, kemampuan membaca siswa seimbang di dua ruang kelas tersebut. Namun penelitian terkini menunjukkan adanya keterkaitan antara keterlambatan akademik dan perkembangan dengan suara bising di sekitar landasan pesawat terbang, jalur kereta api juga jalan tol. Hasil riset WHO menunjukkan anak-anak yang tinggal dekat dengan jalur transportasi bersuara bising, memiliki kemampuan berbahasa dan kognitif yang lebih rendah. Nilai membaca mereka juga lebih rendah. 2. Bekerja kurang produktif. Dalam sebuah artikel terbaru di The New Yorker tentang rencana kantor terbuka , Maria Konnikova mengungkapkan 70 persen kantor memiliki rencana lantai terbuka. Tren arsitektur ini ternyata membawa dampak buruk bagi kesehatan, mulai penyebaran penyakit, kurangnya kontrol terhadap lingkungan, dan menurunnya produktivitas akibat suara-suara di sekitarnya. Para peneliti juga menemukan bahwa campuran suara dari konsep kantor rancangan terbuka ini menghambat kemampuan karyawan untuk mengingat informasi dan melakukan tugas-tugas dasar, seperti aritmatika. Sebabnya, karyawan tak hanya terganggu suara-suara di kantor terbuka tapi juga mulai timbul stres dari kondisi ini. Dalam sebuah penelitian laboratorium simulasi kantor terbuka, para peneliti menemukan tingkat epinefrin pekerja lebih tinggi. Para responden kemudian diminta menyelesaikan serangkaian teka-teki. Hasilnya, mereka hanya mampu menyelesaikan sedikit teka-teki tersebut, menunjukkan adanya penurunan motivasi. 3. Risiko penyakit tinggi. Menurut laporan WHO dan Komisi Penelitian Eropa pada 2011, paparan berlebihan dari suara bising transportasi seperti landasan pesawat atau jalur kereta, meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan serangan jantung. 4.Menghambat multitasking. Dalam bekerja, multitasking tak bisa dihindari. Menurut pakar saraf kognitif Stanford University, Anthony Wagner, saat kita sedang melakukan tugas banyak sekaligus dalam satu waktu, kita kurang mampu memblokir gangguan. Nah, ketika kantor dipenuhi dengan suara-suara menganggu bahkan bising, orang-orang yang multitasking akan kesulitan untuk berkonsentrasi dengan pekerjaannya terutama untuk mengingat tugasnya sebelum gangguan tersebut muncul. 5. Musik tak selalu baik. Banyak orang mendengarkan musik untuk mengatasi gangguan suara yang menganggu di sekitarnya. Sayangnya, hal ini tak selamanya baik. Musik mungkin bisa meningkatkan mood dan membuat Anda lebih terjaga. Namun, mendengarkan musik sebenarnya bisa mengurangi kemampuan menangkap informasi atau mengingat. Justru, mendengarkan musik yang tidak sesuai selera dapat meningkatkan daya ingat. 6. Tak sayang diri. Dalam studi yang mengaitkan antara konsep kantor terbuka dengan stres, para peneliti menemukan wanita yang bekerja di kantor bising lebih jarang memperbaiki posisi duduk yang lebih ergonomik dibandingkan mereka yang bekerja di tempat hening. Lingkungan kerja yang bising berkontribusi terhadap masalah kesehatan seperti sindrom carpal tunnel dan nyeri punggung bawah, lantaran pekerja kurang memerhatikan kebutuhan tubuhnya atau keluhan fisik yang muncul kerap terabaikan. 7. Picu rasa takut dan cemas Anda boleh saja tak percaya hantu, tapi terkadang Anda merinding saat berada pada kondisi tertentu atau di ruangan tertentu. Para peneliti di Inggris mengatakan ada sejumlah bukti yang menunjukkan bahwa suara infra atau suara dengan frekuensi rendah untuk dapat didengar telinga manusia, bisa menimbulkan efek seperti merinding dan cemas. Sebuah studi membuktikan bagaimana infrasonik ini memengaruhi reaksi seseorang. Para peneliti memperdengarkan empat lagu kontemporer kepada para responden. Beberapa lagu mendapatkan tambahan suara infra. Hampir seperempat dari responden mengaku mengalami reaksi tak lazim setelah mendengar suara infra tersebut. Seperti tengkuk merinding, merasa sedih, takut. "Beberapa peneliti telah menunjukkan bahwa suara infra bisa muncul di situs berhantu, sehingga menyebabkan seseorang mengalami sensasi aneh dan mereka mengaitkan dengan hantu. Temuan kami mendukung gagasan ini," terang psikolog di University of Hertfordshire,  Richard Wiseman, dalam presentasinya di konferensi sains British Association. (Wardah Fajri – kompas.com)