Intisari-Online.com – Sudah pernah berlatih yoga? Ajak teman, lalu coba yuk kawinkan gerakan dasar yoga dengan sedikit berakrobat ria. Eits, tapi jangan sembarang gerakan ya, harus sesuai dengan aturan akroyoga.
“Kalau lihat di foto-foto di Instagram atau Pinterest, mungkin banyak yang meng-upload foto-foto mereka dengan gerakan-gerakan akroyoga. Tapi, apakah akroyoga yang mereka lakukan sudah sesuai dengan yang seharusnya, atau hanya sekadar gerakan saja,” jelas Dini, pelatih akroyoga di studio Dini Yoga, di Kemang, Jakarta Selatan.
Akroyoga adalah paduan gerakan akrobat dan yoga. Bukan hanya berfungsi untuk menampilkan gerakan yang indah saja, tapi akroyoga justru lebih bersifat therapeutic, sebagai terapi/penyembuhan. Bedanya dengan yoga yang hanya dilakukan secara individu, akroyoga dilakukan oleh minimal dua orang. Fungsinya sama, yakni untuk relaksasi dan penyembuhan.
Harus ada asas kepercayaan yang dilakukan oleh para praktisi akroyoga dalam memainkan peran mereka. Peran dalam akroyoga dibagi menjadi dua, yaitu base dan flyer. Base atau dasar adalah orang yang berada di bawah. Sementara flyer atau penerbang, adalah orang yang diterbangkan, biasanya posisinya berada di atas base.
Base harus memanaskan kaki dan tangannya terlebih dahulu dengan latihan yoga. Ia harus dapat memberikan support kepada flyer. Ia harus bisa menumbuhkan rasa kepercayaan, pertemanan, dan relasi kepada pasangannya dalam setiap melakukan gerakan. Dan flyer harus bersikap rileks, lebih santai, serta percaya bahwa base akan memberikan terapi padanya.
Keduanya mendapatkan terapi dengan melakukan akroyoga. Base lebih mendapatkan terapi pada bagian bawah tubuhnya, sedangkan flyer bisa mendapatkan “pijatan” pada seluruh tubuhnya. Unsur terapi halnya melakukan Thai massage, pijat tradisional dari Thailand.
Selengkapnya tentang akroyoga, sila simak di Majalah Intisari edisi Maret 2014 nanti.