Find Us On Social Media :

Cerita Kriminal Almarhum Menuntut Keadilan (1): Noda Tangan Berdarah di Dada Korban

By Birgitta Ajeng, Kamis, 4 Desember 2014 | 19:45 WIB

Cerita Kriminal Almarhum Menuntut Keadilan (1): Noda Tangan Berdarah di Dada Korban

Intisari-Online.com - Terjadinya di Neuilly, Prancis, pada awal abad  XX di mana orang masih percaya pada kemungkinan untuk bertemu dengan arwah orang-orang yang sudah almarhum. Orang yang dianggap bisa mengundang arwah almarhum disebut medium atau perantara. Pertemuan dengan arwah orang yang telah meninggal disebut seance. Di bawah ini bunyi laporan Rousseau, seorang anggota kepolisian, kepada atasannya, Bertillon, mengenai jalannya peristiwa. Inilah cerita kriminal Almarhum Menuntut Keadilan.

---

"Kemarin sore, delapan orang mengadakan seance di rumah Pal Cainette, seorang medium, di Vila Plaisance, Neuilly. Séance diorganisir oleh Madame Lafargue yang rupanya sangat percaya pada kekuatan medium dan telah beberapa kali menyelenggarakan seance dengannya. Ternyata Canette sendiri telah berulang kali menipu, tetapi masih banyak orang percaya kepadanya."

"Seperti biasa lampu-lampu dipadamkan dan semua hadirin meletakkan tangan mereka di atas sebuah meja bundar. Lama tidak terjadi apa-apa. Tetapi tiba-tiba terdengar suara keras dalam bahasa Spanyol. Jelas bukan suara Canette. Sebagai medium dia tidak berbicara. Nampaknya tak seorang pun di antara hadirin bisa berbahasa Spanyol."

"Setelah suara berhenti (ia berbicara sebentar saja) terdengar teriakan, kemudian suara orang jatuh. Segera lampu dinyalakan. Medium pingsan, terkulai di kursinya masih dalam keadaan terikat dengan tali seperti ketika lampu belum dipadamkan. Seorang bernama Janos tergeletak di lantai. la telah mati. Di dadanya tertancap sebuah pisau belati."

Sekian laporan Rousseau.

Segera setelah kejadian itu Madame Lafargue memanggil polisi dan dokter. Hadirin tak boleh meninggalkan ruangan. Medium nampaknya sama sekali tak sadar dan harus dibawa ke kamar lain. Mengenai korban, ia dibiarkan tergeletak di tempat jatuhnya demi penyelidikan oleh pihal kepolisian.

Noda Tangan Berdarah di Dada Korban

Di bawah pimpinan Bertillon polisi mengadakan penyelidikan saksama. Vila Plaisance bentuknya berbeda dengan rumah-rumah sekitarnya. Coraknya kuno, di depan rumah ada halaman luas berpagar besi kuat. Bagian belakang berbatasan dengan jalan trem. Di seberang rel terbentang hutan.

Kamar seance terletak di tingkat pertama. Di depan pintu kamar tergantung gorden beludru, hitam dan berat. Demikian pula di depan semua jendela ada gordennya dan dari bahan yang sama. Langit-langit kamar itu tinggi, dicat hitam. Pada langit-langit itu tertempel bintang-bintang perak dan bulan sabit.

Lantai dilapisi permadani tebal sehingga langkah-langkah orang takkan terdengar. Ketika polisi masuk masih tercium wewangian yang khas baunya. Ketika seance berlangsung, katanya, semua pintu terkunci dari dalam. Anak kunci diselidiki, ternyata tidak berlubang. Tetapi dari luar, ujung anak kunci itu bisa dicapit dengan ouistiti, sebuah tang spesial yang cocok untuk semua lubang kunci. Sistem peredaman suara di dalam ruangan seance itu demikian sempurnanya, hingga dari dalam tak mungkin orang mendengar suara "klek" kunci yang diputar.

Di dalam kamar ada beberapa lampu dinding, di samping lampu gantung di tengah ruangan. Semua lampu ini dapat dinyalakan dengan tombol-tombol pada pintu masuk.