Find Us On Social Media :

Konsumen Lebih Banyak Gunakan Layanan Internet, Tarif Telepon dan SMS Akan Turun?

By Ade Sulaeman, Jumat, 12 Desember 2014 | 14:00 WIB

Konsumen Lebih Banyak Gunakan Layanan Internet, Tarif Telepon dan SMS Akan Turun?

Intisari-Online.com - Operator seluler kini kelimpungan setelah konsumen lebih banyak menggunakan layanan internet dibandingkan pesan singkat (SMS) dan panggilan suara (telepon). Hal ini diduga memicu tarif telepon dan SMS akan turun?

Masalahnya, di tengah tren penurunan pengguna SMS dan telepon, operator seluler tetap harus membayar tarif interkoneksi. Ini adalah biaya yang dibayar operator kepada operator lain yang menjadi tujuan telepon atau SMS.

Lihat saja, pasa September 2014, pendapatan interkoneksi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) Rp3,63 triliun tapi bebannya Rp3,68 triliun. Jadi total defisit Rp44 miliar.

Sementara pendapatan interkoneksi PT XL Axiata Tbk Rp2,32 triliun dan beban Rp2,57 triliun sehingga defisit Rp252 miliar. Kondisi PT Indosat Tbk lebih parah lagi. Dari beban interkoneksi Rp1,93 triliun, pendapatannya cuma sebesar Rp1,54 triliun, sehingga defisit Rp381 miliar.

Kondisi konsumen lebih banyak menggunakan layanan internet inilah yang membuat operator mendorong pemerintah memangkas biaya interkoneksi. Sebuah kebijakan yang jika diambil akan membuat tarif telepon dan SMS turun.

Presiden Direktur PT XL Axiata Tbk Hasnul Suhaimi menuding, tarif interkoneksi yang mahal membikin pelanggan beralih ke jenis komunikasi serupa berbasis data yakni  instant messaging dan telepon internet (VoIP).

Sebagai gambaran, tarif interkoneksi pada 2012 sebesar Rp23 per SMS. Awal tahun 2014 menjadi Rp24 per SMS. Tarif interkoneksi kepada pelanggan sudah termasuk  komponen margin operator.

Sementara bisnis data yang melaju pesat tak banyak memberikan cuan. Tarif data yang dijual di pasaran saat ini rata-rata Rp15.000 per gigabyte (GB) sedangkan operator merogoh biaya operasional sebesar Rp49.000 per GB.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara tampaknya tak keberatan dengan usulan ini. "Kami meminta laporan dulu dari para operator seluler dan dari ATSI (Asosiasi penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia) untuk merumuskan dan mengumpulkan data-data ini," ujar Rudiantara.

Konsumen tentu akan “tersenyum” jika tarif telepon dan SMS turun, yang terjadi akibat konsumen lebih banyak menggunakan layanan internet tersebut. (kontan.co.id)