Penulis
Intisari-Online.com - Situs-situs megalitik misterius di Inggris jauh dari sekadar benda peninggalan. Mereka menjadi bukti taraf teknologi pada zaman itu. Namun, bukan cuma teknologinya, penelitian juga menunjukkan kalau bangunan megalitik itu memiliki kekuatan untuk penyembuhan.
Situs-situs megalitik itu terletak dalam satu garis yang sempurna – fakta yang ditemukan secara tidak sengaja. Siapa yang menemukan kesejajaran yang aneh ini? Dengan cara apa dia membuktikan pendapatnya? Bagaimana bangunan-bangunan itu bisa menjadi bukti bahwa teknologi di masa itu sudah lebih maju dari apa yang telah kita ketahui. Pertanyaan-pertanyaan ini menuntut penelitian yang mendalam.
---
Alfred Watkins adalah seorang pembuat bir terpandang di Herefordshire. Dia kurang tertarik dengan hal lain kecuali pekerjaannya sendiri. Suatu hari, dia mengalami peristiwa yang disebut time-slip (tergelincir waktu) yang membuat dia mengarungi "ingatan masa lalunya". Perjalanan waktu ke masa lampau itu terbukti memberi banyak informasi.
Di sana dia melihat sebuah pemakaman di daerah pedalaman yang telah berubah, sebuah lintasan garis lurus menghubungkan puncak-puncak bukit, gumuk (gundukan), gereja, dan persimpangan jalan. Penglihatan (vision) yang menakjubkan ini dia alami pada tahun 1921.
Awalnya, Watkins tidak percaya pada penglihatannya, ia tidak menceritakannya kepada siapa pun. Bagi dia lebih baik berkutat dengan bermacam-macam peta maupun penggaris sambil mulai mempelajari kenampakan topografi. Dia mencocokkan apa yang telah dilihatnya dalam vision dengan setiap detail yang ada di peta.
Akhirnya, ia berhasil menyimpulkan bahwa ternyata semua situs megalitik keramat di Eropa berada dalam satu garis lurus. Situs-situs megalitik itu meliputi batu lingkar (stone circles) yang jumlahnya 900 buah, batu-batu berjajar, kastil-kastil, gereja-gereja, dan beberapa batu tegak lainnya; yang tertua dari batu-batu semacam itu ada di atas gundukan tanah di zaman Neolitikum.
Kastil dan gereja yang dibangun di sepanjang garis itu menyuguhkan pemandangan yang terbuka ke arah pedesaan dan didirikan pada posisi bertahan. Bagian yang menarik perhatian dari "ley line" (garis ley) - begitu istilah populernya (sebab sebagian besar nama tempat di sepanjang garis itu diakhiri dengan kata ley, lay, lee, lea, atau leigh) – adalah adanya sumur-sumur suci di ujung "garis ley" itu. Sumur keramat yang sangat terkenal yaitu sumur St. Ambrew yang terletak di Crantock, Cornwall.
Kami sajikan foto sebuah gereja yang sudah runtuh yang merupakan penanda garis ley. Gereja biasanya dibangun di tempat-tempat suci.
Apa yang biasa terjadi dalam upaya menguak kebenaran terjadi pula pada fenomena ini. Banyak orang enggan mempercayai fenomena garis ley atau kesejajaran. Mereka tidak menerima teori garis lurus itu dengan alasan, di pulau sekecil Inggris bukan sesuatu yang aneh jika terdapat sejumlah bangunan yang posisinya berada dalam satu garis lurus.
Orang yang tidak setuju dengan teori itu antara lain Sir Norman Lockyer, seorang astronom kerajaan. la orang pertama yang menemukan kesejajaran pada Stonehenge (bangunan monumen prasejarah berupa susunan batu-batu besar di Inggris - Red.). Lockyer menyimpulkan, sumbu Stonehenge sejajar dengan arah terbitnya matahari pada pertengahan musim panas. Stonehenge menyatu dengan permukiman zaman Neolitikum di Kastil Grovely.
Tulisan ini ditulis di dalam buku Kumpulan Kisah Misteri Intisari tahun 2007 dengan judul asli Situs-situs Megalitik Misterius di Inggris.
-bersambung-