Find Us On Social Media :

Misteri Kebetulan dalam Kehidupan

By K. Tatik Wardayati, Minggu, 1 Februari 2015 | 11:00 WIB

Misteri Kebetulan dalam Kehidupan

Intisari-Online.com – Apa sih kebetulan itu? Bagaimana dan mengapa kebetulan itu terjadi? Inilah pertanyaan yang sering timbul berkaitan dengan peristiwa kebetulan. Sejauh ini tak seorang pun yang bisa mengerti alasan-alasan terjadinya. Namun, hampir setiap orang pernah mengalami peristiwa kebetulan dalam tingkat tertentu. Anehnya, peristiwa-peristiwa kebetulan kadang terjadi menyangkut hal-hal sepele dalam kehidupan.

--

Seorang aktor muda yang bercita-cita tinggi hendak tampil di hadapan tim penguji untuk wawancara. Ini peluang emas untuk membuktikan semangatnya. Tapi ia kehilangan buku yang dia pakai untuk mempersiapkan perannya. Sudah dicari ke mana-mana, tapi buku itu tidak dia temukan. Akhirnya, dengan perasaan kecewa dia pun pulang naik bus kota. Di dalam bus seorang lelaki separuh baya yang membawa sejumlah buku berdiri di dekatnya. Karena bus semakin penuh, dia lalu meminta bantuan anak muda itu untuk membawakan sebagian bukunya. Tetapi ketika turun, orang itu lupa mengambil kembali buku-bukunya.

Semula aktor muda itu tidak tahu harus berbuat apa. Tapi akhirnya, karena penasaran, dia iseng mengambil salah satu buku itu. Betapa terkejutnya dia karena buku itu ternyata buku drama “Tughlak”  yang setengah mati sedang dia cari-cari. Keesokan harinya, saat tampil di depan panitia penguji, dia mendapat kejutan lagi. Pria setengah baya yang dia temui di dalam bus ternyata adalah salah seorang anggota penguji. Aktor muda itu lalu mengembalikan bukunya sambil mengucapkan terima kasih. Anggota penguji itu pun terbengong.

Pada 6 Agustus 1978, Paus Paulus VI meninggal dunia dalam posisi terbaring. Seperti biasa jam alarm kecil dan berharga yang dibelinya pada tahun 1923 berada di sampingnya. Selama 55 tahun belakangan jam itu menjadi pelayan paling setia bagi Sri Paus. Seperti hewan peliharaan yang patuh, jam itu setia membangunkannya setiap pagi pukul 06.00. Tapi di hari berkabung itu, alarmnya berdering pada pukul 21.40, saat Paus Paulus VI terbaring untuk selamanya.

Itulah kasus kebetulan yang paling aneh. Tapi masih banyak kasus kebetulan aneh lainnya. Tak heran bila peristiwa kebetulan mengusik rasa ingin tahu para ilmuwan, filsuf, maupun pakar matematika. Selama lebih dari 2.000 tahun, mereka berusaha mengungkap pesan tersembunyi di balik peristiwa-peristiwa kebetulan itu. Mereka juga mencari jawaban atas pertanyaan yang berkaitan dengan alam dan arti kebetulan serta mencoba menemukan kekuatan tersembunyi di balik peristiwa kebetulan itu.

Pada abad ke-4 SM, Hippocrates menyatakan bahwa bumi ini saling terhubung dan merupakan sebuah massa daratan yang besar, yang tidak dipisahkan oleh perairan. Maka kebetulan-kebetulan itu tak lain merupakan elemen-elemen pendukung yang saling mencari satu sama lain.

Pada abad XIX, filsuf terkemuka, Arthur Schopenhauer, menjelaskan bahwa kebetulan itu merupakan “kejadian-kejadian yang berlangsung secara simultan dari peristiwa-peristiwa yang tidak ada kaitannya satu sama lain”.

Jauh di abad XX kemudian, Dr. Paul Kammerer melakukan percobaan ilmiah selama berbulan-bulan dengan merekam pembicaraan orang-orang sambil mencatat detail-detail kepribadian mereka termasuk usia, jenis kelamin, pakaian, atau karakteristik lainnya yang dianggap relevan. Lalu Kammerer menerbitkan kesimpulannya dalam buku berjudul The Law of Seriality. Dalam buku itu dia menyebutkan, semua peristiwa kebetulan terjadi secara berurutan dan merupakan gambaran yang berubah cepat tentang berbagai kekuatan alam semesta yang tak diketahui.

Setelah Kammerer, dua pemikir Eropa menyatukan upaya mereka. Kedua pemikir itu adalah Wolfgang Pauli dan Prof. Carl Gustav Jung, psikolog yang juga filsuf asal Swiss. Mereka meneliti lebih dalam mengenai topik yang kontroversial ini dan mendapat kesimpulan bahwa peristiwa kebetulan merupakan “jejak-jejak yang tampak dari prinsip-prinsip yang tak dapat dilacak.” Sebuah kekuatan misterius yang bekerja di alam semesta berusaha membuat kehidupan yang semula tidak harmonis menjadi harmonis. Jadi, kekuatan itu memaksa dirinya untuk mengatur kerancuan dan kekacauan hidup manusia.

Yang lebih baru lagi, Arthur Koestler, seorang wartawan bidang sains, juga terus-menerus meneliti perihal fenomena kebetulan (coincidence) ini dan menjelaskan kebetulan sebagai “permainan kata dari destiny (nasib).”

Koestler bekerja secara intensif dan menulis secara luas untuk menemukan dasar ilmiah tentang terjadinya peristiwa kebetulan. Ungkapan “satu pengertian dengan destiny” itu dia pergunakan untuk menjelaskan makna filosofis tentang peristiwa kebetulan.